Tuesday, October 7, 2008

Stess kerja

Stess kerja

A. Latar Belakang
Membicarakan organisasi tentu tidak akan lepas dari aspek manusia yang ada dalamnya. Bila kita menengok aspek manusia tentu kita tidak akan berpaling dari kehidupan manusia di Negara-negara maju dan modern. Namun disini kita tidak membicarakan tentang bagaimana Negara maju membentuk kehidupan perindustriannya atau proses kerja mereka. Disini akan dibahas tentang bagaimana pengelolaan sumber daya manusia, bagaimana mengarahkan factor menusia dewasa kearah pencapaian tujuan. Kendala yang dihadapi disini berupa hal yang mengarah ke kendala psikologis dan beberapa gangguan kekebalan tubuh yang menyebabkan stress dan akan kita mulai dari penyakit kadiovaskuler.
Penyakit kadiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di kalangan orang dewasa di Negara maju. System kardiovaskuler merupakan suatu system penyebab terjadinya stress. Stress merupakan sebuah gejala yang dapat meningkatkan tekanan darah, dan apa bila gejala ini tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan kerusakan system hati, dimana akhirnya rusaknya system hati ini menjadi sebab utama munculnya struk. Beberapa orang dianggap mempunyai potensialitas terhadap struk ini walaupun terkadang orang tidak dapat lepas dari gangguan kesehatan lain. Beberapa kenyataan dilapangan menunjukan bahwa stress ini dapat mengakibatkan kematian. Beberapa decade terakhir fakta ini belum dapat diterima oleh masyarakat umum, khususnya kelompok ilmuwan dan komunitas medis.
Dalam pembahasan tentang stress kerja ini akan ada pendapat dari beberapa pakar tentang adanya stes kerja dan masalah kesehatan yang lain yang dapat menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan.. Dari latar belakang tersebut maka penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh tentang apa itu stress yang berhubungan dalam evektifitas kerja dan system kekebalan tubuh.

B. Pembahasan
Pada tahun 1942, Wolter Cannor menyampaikan beberapa kasus sehubungan dengan penelitian yang dilakukannya, kasus tersebut merupakan gejala yang ditimbulkan akibat hubungan atau ketertarikan yang sangat erat antara stress dan kematian itu sendiri. Stress dalam penelitiannya lebih disebabkan oleh rasa takut akibat seseorang mengalami kecelakaan. ( Leor, Poole dan loonner,1986 ). Stress yang sangat kuat juga dapat menyebabkan kerusakan system otak. Setidaknya kasus tersebut dapat dibuktikan dari kenyataan-kenyataan yang dialami oleh para veteran tentara Amerika. Para veteran tersebut selain mengalami kerusakan system otak juga mengalami trauma yang mendalam (Bremner,1995) dan (korban pelecehan terhadap anak-anak Brenmer 1987) dan beberapa gejala akut lainnya yang disebabkan oleh kekerasan yang menimpa mereka (Jensen,1982). Para korban pelecehan dan kekerasan tersebut mengalami gangguan jangka pendek dan beberapa korban lainnya menujukan adanya penurunan terhadap intelectualitasnya.
Kelompok manusia yang berusia lebih tua mempunyai probabilitas yang lebih tinggi dalam hal penurunan kemampuan otak, setidaknya berlangsung selama 5 tahun atau dapat diperkirakan sebanyak 14% dari jumlah penurunan secara keseluruhan. Dengan adanya penurunan kualitas otak tersebut maka kemampuan memori juga berkurang ( Lupien, 1998). Dengan melakukan beberapa tindakan yang tujuannya mengurangi stress ini akan berakibat meningkatnya kesehatan seseorang beberapa sukarelawan yang berusia tua dimana mereka juga telah memperoleh penelitian meditasi trasendental ternyata mempunyai tingkat bertahan hidup sebanyak 100%, setidaknya kemampuan tersebut terjadi setelah 3 tahun pelatihan dilakukan.
Stress merupakan gejala yang mempunyai dampak negative terhadap pekerjaan. Stress ini tergantung pada beberapa factor, meliputi hubungan social, pribadi,dan perilaku. Dukungn sosial dihubungkan dengan tingkat kematian yang semakin berkurang, setidaknya keadaan tersebut di beberapa kelompok masyarakat tertentu (dijelaskan pada penelitian yang dilakukan oleh Landiz, dan Umberson, 1988), dan dengan menurunnya tingkat stress dan penyakit-penyakit yang ada maka akan menumbuh kembangkan aktifitas seseorang (Flemming,Baum, Gysriel, dan Gatchel, 1982).
Daya tahan yang rendah akan meningkatkan volume hormone yang menyebkan stress (Miller, Cohen, Rabbin, Sconner, dan Doil, 1999). Tingkat hormone stess ini lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan biasa. Dengan demikian akan dapat dipahami, ketika muncul sebuah hipotesis yang menyebakan hormon-hormon tersebut menjadi sumber kematian seseorang. Apabila hal itu benar-benar terjadi maka peningkatan aktivitasnya akan menjadi lebih tinggi. Sangat memungkinkan apabila terjadi keterkaitan antara perilaku dan emosional dalam perkembangan kesehatan seseorang.
Scheler ( 1979 ) berpendapat bahwa stress kerja merupakan keadaan dimana factor-factor yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga mempengaruhi dan mengubah keadaan psikis dan fisik karyawan. Selanjutnya dikatakan bahwa tekanan ini dapat bersifat potensial yang nyata bila seseorang bersolusi terhadap tekanan tersebut untuk mengubah situasinya. Perubahan ini sendiri menimbulkan pertentangan fisik maupun psikis dimana orang berusaha untuk menghilangkannya. Wilford ( dalam frasus 1985 ) menyatakan bahwa stress kerja dapat terjadi bila ada penyimpangan dari kondisi optimum yang ditentukan oleh sifat dan jenis pekerjaan dan kemampuan fisik maupun psikologis karyawan.
Laxapus (1971) menyatakan bahwa stress kerja memberikan pengaruh yang tidak sama antara karyawan yang satu dengan yang lain.hal ini tergantung dari kemampuan daya penyesuaian diri trhadap kesukaran-kesukaran yang dimiliki karyawan. Mambu ( dalam Liana 2002 ) mnyampaikan tentang stress kerja sebagai :
a. Pola reaksi yang dihasilkan seseorang akibat hadirnya suatu desakan dari lingkungannya. Raksi tersebut dapat bersifat psikologik dan fisiologik yang mempertahankan Integrasinya.
b. Stress merupakan desakan yang datangnya dari lingkungan yang dirasakan menggangu keseimbangan diri seseorang dan dalam beberapa hal yang dapat merusak. Dalam bahasan tertentu stress adalah masalah yang bisa ditoleransi, tetapi bila melampaui batas ketahanan seseorang akan mengakibatkan kerusakan baik psikis maupun fisik. Jadi dengan adanya toleransi seseorang akan besar peranannya dalam menghadapi stess yang berarti bahwa suatu tekanan sudah dirasakan bagi seseorang termasuk gangguan tadi.
Shin, Rosario, Morch dan Chewatt (1984) mendefinisikan stress kerja sebagai kondisi lingkungn kerja yang bersifat negative yang dihadapi karyawan dan respon karyawan terhadap kondisi tersebut, baik respon yang bersifat psikologig maupun respon yang bersifat fisiologik.Behren dan Tlewman ( dalam Luthans 1985 ) menyatakan stress kerja adalah respon adaptatif dimana stress kerja tersebut terdapat situasi external yang menyebbkan perubahan perilaku pada orang-orang yang berpartisipasi dalam organisasi.
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja adalah suatu respon yang dipengaruhi oleh karakteristik individu dan proses psikologis yang terjadi sebagai konsekuensi dari interaksi indifidu dengan lingkungan kerja serta situasi yang menimbulkan penyimpangan secara fisik, fisiologik maupun perilaku
Sebuah pendekatan terhadap model perbaikan secara keseluruhan berhubungan dengan penurunan stress yang dilakukn oleh adanya peran indifidu dalam membentuk sebuah harmonisasi dan menghasilkan sebuah keseimbangan fisik, mental, dan hubungan social yang mengakibatkan tenggung jawab sosialnya menjadi menurun. Dengan adanya keadaan tersebut maka dibentuk sebuah program yang bertujuan untuk menjaga kesehatan seorang individu. Terdapat lima dimensi pada pendekatan perbaikan secara keseluruhan, pendekatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tanggung jawab pribadi. Tanggung jawab pribadi terhadap perbaikan anda ( misalnya berhenti merokok, berusaha menjauhi kebiasaan minum alcohol, selalu mengenakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil ). Sedangkan sebuah studi yang melibatkan sejumlah 4.400 orang akan semakin mengurangi kapasitas kemampuan dan pengharapan orang yang berumur dibawah 18 tahun.
2. Memenuhi kebutuhan akan gizi. Karena ada sebuah pernyataan ahwa kesehatan kita akan tergantung pada makanan yang kita makan, maka usakan untuk selalu berusaha meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung fiber, vitamin, dan nutrisi _ seperti buah egar dan sayur-sayuran, makanan ternak dan ikan _ sementara penurunan jumlah kadar nakanan tersebut, misalnya gula dan lemak.
3. pengurangan stress dan peregangan. Pergunakan teknik yang telah kita bicarakan sebelumnya untuk melakukan peregangan dan pengurangan tegangan penyakit.
4. Kesesuaian Fisik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kemampuan untuk menjaga kekuatan, fleksibilitas, kemampuan, dan keinginan untuk tetap menjaga kondisi dan berat bdan menusia. Jurnal terakhir terhadap program kesesuaian karyawn menunjukan bahwa mereka dianggap cukup efektif dalam membantu penjagan kesehatan badan. Program pemulihan kesehatan juga dianggap positif dan brhubungan langsung dengan kinerja yang ditunjukan pada prusahaan.
5. Sensitifitas lingkungan. Diharuskan untuk selalu berdekatan dengan lingkungan dan berusaha untuk mengidentifikasi para pengidap stress agar mereka selalu menjaga kondisi badan. Sebuah strategi control mungkin akan sangat berguna untuk mengurangi kadar tekanan atau stress yang diderita oleh orang yang bersangkutan.
Perusahaan Puzer telah melakukan sebuah penelitian yang memfokuskan pada penanganan kesehatan. Perusahaantersebut dianggap sebagai contoh perusahaan yang mampu memberikan dukungan secara menyeluruh terhadap pendekatan yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut menerpkan beberapa bentuk model yang disebut sebagai program Puzer ( PFIT ).
Disini telah terdapat juga sebagian ringkasan konsep inti tentang stress yang diambil dari sedikit ringkasan diatas dan juga sedikit dari bagian bahan lain :
1. stress dianggap sebuah reaksi yang sesuai terhadap keinginan lingkungan atau beberapa individu yang berhubungan dengan respon yang ada. Respon ini menciptakan perubahan-perubahan hormonal dibandingkan hanya dengan memberikan permintaan-permintaan yang ada
2. keberadaan stress yang disebabkan oleh empat macam factor, yaitu tingkat individual, tingkat kelompok, tingkat organisasi, dan tingkatan diluar organisasi. Sebaliknya, dengan adanya stess maka keadaan psikologis seseorang termasuk secara individual mempunyai perbedaan-perbedaan khusus dimana perbedaan-perbedaan tersebut membedakan hubungan diantara penderita, penyebab stress dan akibt yang ditimbulkannya.
3. penting bagi para manager untuk memahami penyebab dan akibat stress tersebut, pertama apabila dilihat dari sudut pandang kualitas kerja, para pekerja merasa lebih puas ketika mereka tidak mengalami stress yang berkepanjangan. Kedua sebuah tataran moral menjelaskan bhwa para manager harus mampu mengurangi stess yang dikarenakan adanya akibat negative. Alas an ketiga yang berhubungan dengan beban ekonomis akan menyebabkan stress. Keempat, karena terdapat hubungan yang sangat erat antara penderitaan yang dialami oleh pekerja karena tidak adanya penghargaan sejenis.
4. kehidupan yang selalu dipengarui oleh stress akan berakibat sangat buruk bagi gaya hidup seseorang termasuk cara berfikir individu yang bersangkutan. Sebuah hubungan yang dianggap positif muncul dan membedakan antara penilaian khusus dan penilaian pribadi yang pada akhirnya menyebabkan adanya ketidak sesuaian. Beberapa peristiwa yang tidak dapat dikotrol dengan baik akan menyebabkan stess yang berkelanjutan.
5. dukungan social merupakan sebuah media penengah yang bagus untuk menjembatani antara dua belah pihak yang saling berhubungan, yaitu penderita stress dan penyebab munculnya stess tersebut. Dalam hal ini, keterkaitan social berpengaruh dan memiliki kekuatan berlebih. Norma-norma budaya, instituisi social, peruahan-perusahan, kelompok dan para individu merupakan sumber yang sesuai dengan dukungan social yang diberikan. Sumber-sumber yang dimaksud tersebut memberikan empat macam dukungan nyata, antara lain : kebebasan, informasional, pertemanan social dan peralatan yang ada.
6. perbaikan merupakan sebuah penanganan terhadap para penderita stress. Program perbaikan tersebut secara langsung berdampak pada kemampuan kognitif penderita stress dimana hal tersebut dipengaruhi oleh factor situasional dan factor pribadi. Kebanyakan orang memperbaiki kinerja kehidupannya dengan cara memberikan control terhadap perilaku dan strategi-strategi kehidupannya. Dikarenakan penelitian belum dapat diidentifikasikan dengan benar maka metode yang paling sesuai untuk penanganan adalah dengan penyembuhan.
7. kesesuaian diidentifikasi sebagai sebuah penghimpunan cirri-ciri pribadi yang dapat meringankan dan menetralisasi stress. Cirri-ciri ini meliputi cirri-ciri komitmen, locus control, dan tantangan. Penelitian yang telah dilakukan menjelaskan adanya respon yang lebih baik bagi para penderita dan penyebab stress. Sedangkan para karyawanyang kurang tidak terlalu bekerja keras akan berusaha menyesuaikan program tersebut.
8. peraturan perilaku tipe a disusun oleh seseorang yang mempunyai perilaku agresif, dan ditentukan oleh usaha yang dilakukannya dimana langkah ini ternyata dapat membentuk sebuah model terbaru. Sedang tipe a diidentifikasi mempunyaio perbedaan yang sangat besar dengan tipe b.
9. empat macam teknik pengurangan stress. Peregangan oto, feedback kesehatan, meditasi dan pemahaman kognitif dianggap sebagai teknik pengurangan stress dan dapat meregangkan otot.





C. Kesimpulan
Apa itu stress yang berhubungan dalam evektifitas kerja dan system kekebalan tubuh.
Stress merupakan sebuah gejala yang dapat meningkatkan tekanan darah, dan apa bila gejala ini tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan kerusakan system hati, dimana akhirnya rusaknya system hati ini menjadi sebab utama munculnya struk Stress merupakan gejala yang mempunyai dampak negative terhadap pekerjaan. Stress kerja adalah suatu respon yang dipengaruhi oleh karakteristik individu dan proses psikologis yang terjadi sebagai konsekuensi dari interaksi indifidu dengan lingkungan kerja serta situasi yang menimbulkan penyimpangan secara fisik, fisiologik maupun perilaku Stress ini tergantung pada beberapa factor, meliputi hubungan social, pribadi,dan perilaku
Sebuah pendekatan terhadap model perbaikan secara keseluruhan berhubungan dengan penurunan stress yang dilakukan oleh adanya peran indifidu dalam membentuk sebuah harmonisasi dan menghasilkan sebuah keseimbangan fisik, mental, dan hubungan social yang mengakibatkan tenggung jawab sosialnya menjadi menurun. Dengan adanya keadaan tersebut maka dibentuk sebuah program yang bertujuan untuk menjaga kesehatan seorang individu. Dengan adanya pengurangan stress bisa menjadi peningkatan evektifitas kerja dikarenakan meningkatnya keseimbangan fisik, mental, dan hubungan social yang mengakibatkan tenggung jawab sosialnya.
Jadi dari uraian diatas maka dapat diketahui hubungan antara stress kerja dengan evektifitas kerja yang kedua fariabel memiliki hubungan saling berlawanan. Dimana stess kerja menimbulkan penyimpangan secara fisik, fisiologis maupun perilaku.
Stress dapat dikurangi jika kita memiliki kekebalan tubuh yang cukup Daya tahan yang rendah akan meningkatkan volume hormone yang menyebkan stress. Sehingga jika kita dapat mengurangi hormone tersebut kita juga dapat mencegah atau paling tidak menekan adanya stress.

Artikel Terkait

Stess kerja
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Dapatkan desain eksklusif gretis via email