Sunday, May 3, 2009

Teori perls

Fritz Perls (1893-1970), seorang ahli psikoanalisa asal Afrika Selatan yang mengalami reorientasi aliran psikologi karena kekecewaannya dengan Freud. Perls menjadi seorang tokoh yang hebat dari suatu bentuk terapi Gestalt dan filsafat tentang kodrat manusia yang dipraktekkan dalam kehidupannya sendiri. Menurut Martin Shepard, seorang psikiater dan pengikut terapi Gestalt, Perls digambarkan sebagai seekor binatang yang sempurna -bukan dalam arti rendah tetapi dalam arti yang tinggi. Dia dapat menjijikkan atau lucu, kasar atau halus, cabul atau penuh kasih, kikir atau boros, dan dia sama sekali tidak berusaha menyembunyikannya. Bahkan Shepard mendiskripsikan Perls ketika berusia 70-an tahun secara fisik yaitu seorang perokok, rambut panjang dan kepala botak, berjanggut lebat terurai, mata berkilauan, berpakaian lompat, berkemeja cossack, berkalung manik-manik dengan suara yang sangat keras. Perls adalah seorang individu yang memiliki kecakapan luarbiasa, kuat, dinamis, sensitif, dan intuitif dalam interaksi - interaksi klinisnya. Karya Perls sangat berpengaruh dalam gerakan potensi manusia (pertumbuhan manusia) di Amerika Serikat.

Gaya hidup dan penampilan Perls ini dapat menjelaskan daya tariknya karena hal itu sesuai dengan keadaan jiwa dari akhir tahun 60an dan awal 70an, Perls juga ingin menunjukkan bagaimana ia hidup “disini dan kini”, bebas untuk menjadi dirinya sendiri.

Pendekatan Perls terhadap kepribadian merupakan suatu bentuk terapi bukan teori tentang kodrat kepribadian. Namun demikian, setiap bentuk terapi berdasarkan suatu teori bagaimana kepribadian itu berfungsi. Terapi Perls sangat dekat dengan teori psikologi aliran Gestalt yang berarti kebulatan atau keparipurnaan. Psikologi Gestalt percaya bahwa persepsi kita ada sangkut pautnya dengan keseluruhan atau pola-pola yang terorganisasi. Setiap organisme cenderung mengarah kepada kebulatan atau keparipurnaan. Segala sesuatu yang mencegah atau mengacaukan Gestalt ini membahayakan organisme dan menimbulkan apa yang disebut Perls sebagai situasi yang belum selesai (unfinished situation). Situasi itulah yang akan menimbulkan ketidakseimbangan dan mempengaruhi terjadinya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri.

Berbeda dengan Freud yang menyatakan bahwa manusia didorong oleh bermacam-mcam instink. Perls megemukakan bahwa situasi - situasi yang belum selesai itulah yang menjadi dorongan dalam diri manusia. Jika manusia mengalami ketidakseimbangan, maka ia akan terdorong untuk memperbaikinya. Gestalt - gestalt yang tidak sempurna akan disusun secara teratur berdasar tingkat kepentingan. Situasi yang sangat urgen menjadi pengontrol dan pengatur yang dominan terhadap pikiran, dan tingkah laku sampai situasi itu dipuaskan. Peraturan terhadap diri sendiri versus peraturan dari luar merupakan salah satu segi penting untuk menyelesaikan situasi yang belum paripurna.

Menurut Perls, orang - orang yang sehat adalah orang yang dapat mengatur dirinya sendiri, tanpa adanya campur tangan dari pihak luar seperti kebutuhan atau tuntutan orang lain maupun peraturan undang - undang. Dengan demikian hanya kesadaran dirilah yang dapat menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang sehat. Perls percaya bahwa terlalu banyak orang yang diajarkan oleh orang tua dan kebudayaan untuk mengekang impuls -impulsnya sehingga mereka takut untuk mengungkapkannya. Padahal untuk mencapai kesadaran diri, orang harus mengenal dan menerima impuls - impuls dan hasrat - hasratnya sendiri. Impuls - impuls yang dikekang tersebut tidak begitu saja hilang melainkan dapat menjelma menjadi cara - cara lain (misalnya sifat agresif yang terhalang dapat menjelma berupa gerenyet urat syaraf) ataupun diproyeksikan kepada orang lain (misalnya menuduh orang lain yang agresif).

Segi lain dari pendekatan Perls terhadap kepribadian ialah fokus pada masa sekarang sebagai satu - satunya kenyataan. Orang yang hidup seolah - olah masa lampau ada dalam diri mereka (watak retrospektif) atau seolah - olah masa depan telah ada sekarang (watak prospektif) merupakan orang yang memiliki kepribadian yang tidak seimbang karena tidak riil dengan mengorbankan waktu sekarang untuk waktu yang tidak ada. Meskipun demikian Perls tidak menyarankan kita untuk membuang semua ingatan tentang masa lalu kita ataupun pandangan kita akan masa depan. Masa lalu yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman dapat membantu kita untuk menyesuaikan diri dengan masa sekarang, demikian juga kita harus menyelesaikan situasi - situasi yang belum selesai pada masa lalu di masa sekarang. Pandangan dan perencanaan untuk masa depan kita perlukan agar kita dapat bertumbuh, bukan sebagai pengganti untuk masa sekarang.

Dari penjelasan diatas tampak bahwa hakekat dari pendekatan Perls ini sebenarnya adalah tanggung jawab tiap pribadi untuk mengatur keseimbangan - keseimbangan yang ada dalam dirinya, menyelesaikan situasi yang belum selesai maupun menerima impuls - impuls dan hasrat - hasratnya sendiri.

Dalam mendefinisikan orang yang sehat secara psikologis, Perls tidak memberikan sifat - sifat dari orang yang sehat tersebut tetapi Perls memberikan beberapa pandangannya sebagai berikut :

1. Orang disini dan kini, orang yang berkepribadian sehat akan menyadari bahwa satu - satunya kenyataan yang dimiliki adalah kenyataan saat ini, tidak terikat pada peristiwa masa lampau ataupun pandangan / khayalan masa depan.

2. Orang yang sehat psikologis memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri mereka siapa dan apa. Mereka menerima kelemahan dan kekuatan serta potensinya sebagai manusia.

3. Orang yang sehat dapat mengungkapkan impuls - impuls dan hasrat - hasrat mereka dengan terbuka dan sepenuhnya tanpa hambatan atau rasa bersalah. Mereka juga harus dapat mengungkapkan kebencian - kebencian mereka dengan terbuka.

4. Orang yang berkepribadian sehat mampu memikul tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Mereka tidak saling lempar tanggung jawab kepada orang lain atau sember luar lainnya.

5. Orang yang sehat psikologis berhubungan dengan diri dan dunia. Mereka berhubungan dengan panca indera, perasaan dan apa yang berlangsung di sekitar mereka sesuai dengan kenyataannya.

6. Orang yang sehat secara psikologis memiliki ciri - ciri yaitu batas - batas ego yang tidak mengkerut tapi fleksibel. Keterbukaan baik bagi batas ego luar (lingkungan) maupun batas ego dalam (diri). Mereka harus menerima semua segi dari kodrat mereka agar dapat menggunakan seluruh potensi mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut.

7. Orang yang sehat psikologis tidak mengejar kebahagiaan dan menjadikannya tujuan, tetapi mereka harus dapat menjadi siapa dan apa pada saat sekarang.

Pertanyaan :
1. Apakah kriteria manusia yang berkepribadian sehat dapat diterapkan di Indonesia yang memiliki budaya kebersamaan yang tinggi dan norma yang cukup ketat ?

2. Pendekatan Perls yang tidak mempedulikan orang lain dan juga norma yang berlaku dalam masyarakat dapat menyakiti orang lain, tentunya dunia akan sangat kacau jika semua mengikuti pendekatan Perls tersebut. Betulkah demikian ?

Sumber Referensi:
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model - Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

Artikel Terkait

Teori perls
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Dapatkan desain eksklusif gretis via email