Tuesday, November 4, 2008

Inteligensia

PSIKOLOGI KOGNITIF

TELAAH EKSPERIMEN KEPUSTAKAAN

I. Latar Belakang Masalah

Inteligensia adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan bagian-bagian dari proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (higher order cognition). Secara umum inteligensia sering disebut kecerdasan, sehingga orang yang memiliki inteligensia tinggi sering disebut pula sebagai orang cerdas atau jenius.

Suatu definisi kerja tentang inteligensi manusia diajukan oleh Solso (1988) dalam perspektif kognitif dan pemrosesan informasi. Solso mendefinisikan inteligensia sebagai kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan; menggunakan pengtahuan untuk memahami konsep-konsep konkret dan abstrak, dan menghubungkan diantara objek-objek dan gagasan; menggunakan pengetahuan dengan cara-cara yang lebih berguna (in a meaningful way) atau efektif.

Menurut pendapat Wechsler (1975), ada empat karakteristik perilaku inteligen (intelligent behavior), diantaranya:

- Adanya kesadaran (Condition of awareness) antara instink dan reflektif

- Mengarahkan pada sasaran dan tujuan tertentu (goal directed)

- Perilaku rasional (rational behavior)

- Memiliki nilai makna dan kegunaan

Dari sinilah penulis ingin mengetahui motif-motif indikator perolehan informasi dari komunikasi sosial yang seseorang hadapi sehingga menjadikan motif itu sebagai perilaku. Indikator-indikator ini tentu saja dilihat dari perspektif para ahli yang berkompetensi, terutama dalam bidang Psikologi yang fokus terhadap perkembangan kognitif, komunikasi serta social.

Terima kasih sebelumnya kepada kedua Dosen Pengampu mata kuliah “Psikologi Kognitif” Dra Wiwin Dinar P,M Sid beserta Dra Eny Purwandari M.Si atas bimbingannya selama ini. Semoga menjadi amal baik di sisiNya. Amiin!

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, guna memberikan arahan dalam penelitian ini, maka perlu dikemukakan pokok rumusan permasalahannya, diantaranya;

a. Bagaimana penerapan para ahli psikologi, khsusnya fokus pada kajian kognitif eksperimen dan komunikasi-sosial membahas masalah indikator inteligensia dalam penyerapan informasi membentuk perilaku seseorang?

III. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan

- Mengetahui proses penyerapan informasi sosial seseorang yang ternyata juga dipengaruhi oleh kemampuan inteligensia

- Peneliti mengetahui terapan eksperimen yang dilakukan para ahli guna mengukur proses penyerapan informasi tersebut

b. Manfaat

- Menambah wawasan dan khazanah bagi penulis tentang proses penyerapan informasi secara kignitif dan sosio-komunikatif

IV. Metode Penelitian

o Jenis Penelitian

Suatu jenis penelitian membutuhkan metode yang dapat menunjang keberhasilan penelitian tersebut. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian telaah pustaka.

o Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah segala kegiatan tentang usaha para ahli psikologi yang fokus terhadap perkembangan eksperimen kognitif tentang indikator penyerapan informasi melalui media komunikasi sosial

o Metode Pengumpulan Data

Metode dokumentasi berasal dari bahasa inggris “document” yang berarti barang-barang tertentu, buku-buku tertentu, majalah, dokumen, artikel (off line) maupun e-mail, makalah, data langsung website (on line).

Inteligensia;

Indikator Perilaku Dalam Memproses

Informasi Komunikasi

A. INTELIGENSI DAN PROSES INFORMASI

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengetahui dan memperkirakan seseorang mempunyai inteligensi lebih adalah ketika seseorang itu sedang memproses informmasi yang ia dapatkan. Apakah perilaku orang itu menunjukan adanya indikator-indikator penting dari suatu perilaku inteligen. Berdasarkan hasil-hasil penelitian mengenai kemampuan memproses informasi, maka indikator-indikator penting itu sdikit itu adalah berkaitan dengan ingatan ingatan jangka pendek, pengetahuan umum, penalaran dan pemecahan masalah dan perilaku adaptasi (Schunn dan Reder 2001; Solso, 1987)

Indikator umum perilaku inteligensi antara lain adalah kecepatan memproses informasi yang tersimpan dalam ingatan, menalara sesuatu dengan baik dan logis,serta memecahkan masalah-masalah praktis. Dengan penelitian oleh para ahli yang menggunakan Miller Analogies Test (MAT) menunjukan bahwa inteligensi umum merupakan predictor yang andal bagi prestasi akademik, potensi karir, kreativitas, dan kinerja seseorang.

Selain proses informasi yang ada pada daya ingat unutk mengetahui kecenderungan inteligen, hal ini juga berpengaruh terhadap kesehatan dan hidup pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian itu pula, ada bebrapa factor yang dijadikan sebagai prediktor yang baik bagi perilaku adaptasi, diataranya:

a. Keterampilan penalaran induktifa dan kemampuan belajar keterampilan.

b. Kapasitas ingatan kerja (working memory), penalaran induktif, kemampuan belajar fakta sebearapa banyak prediksi yang dilakukan unutk melakukan adaptasi social.

c. Kemampuan belajar dan keterampilan kecepatan memperoleh informasi, keduanya dapat memprediksi seberapa cepat mereka memperoleh informasi adaptasi.

B. FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI MOTIF PERILAKU

Secara terperinci ada bebarapa faktor situasional yang mempengaruhi motif seseorang untuk berprilaku. Jalaluddin Rakhmat dalam Edisi Revisinya tentang “Psikologi Komunikasi” (2001) membahas bahwa setidaknya ada 5 motif ini:

o Sikap

Sikap adalah konsep yang paling penting dan paling banyak didefinisikan oleh para ahli. Ada yang berargumen bahwa sikap adalh motif sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar (Sherif, 1956). Adapula yang melihat sebagai kesiapan saraf (neural setting) sebelum memberikan respons (Allport, 1924).Beberapa sarjana beranggapan bahwa sikap terdiri dari komponen kognitif, afektif dan behavioral.

Sasaran

Media fisik

Pesan

Kognitif

Afektif

Behavioral

Kognitif

Afektif

Behavioral

Individual

Interpersonal

sistem

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Pendekatan: -Pertama (individual): efek pribadi terhadap komunikasi

-Kedua (interpersonal): perubahan perasaan sikap, penerimaan informasi berupa kognitif, afektif dan behavorial.

Ketiga (sistem) yang meninjau adanya komunikasi massa berupa kelompok, organisasi dan masyarakat.

o Emosi

Emosi menunjukan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala kesadaran, perilaku, dan proses fisiologis. Bila seseorang tiba-tiba mencemooh, maka secara otomatis anda akan bereaksi emosional (kesadaran), jantung akan memompa adrenalin secara cepat dan kulit akan merasakan ketegangan (fisiologis atau general adaptation syndrom). Bahkan secara sadar, akan membalas cemoohan itu lebih dari orang lain duga (perilaku).

o Kepercayaan

Kepercayaan adalah komponen kognitif dari factor sosiopsikologis. Kepercayaan disini adalah dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi (Hohler et.el., 1978). Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberikan dasar pengambilan keputusan dan penentuan sikap.

Menurut Solomon E. Asch (1959), kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan. Dari sini bisa dilihat kenapa teori Galileo ditentang, bukan hanya karena pengetahuan yang dia berikan berbeda dengan persepsi orang, bahkan bertentangan dengan tatanan sosial, terutama hirarki kepastoralan Katolik yang berkuasa.

o Kebiasaan

Komponen konoatif dari factor sosiopsikologis. Kebiasaan adalah aspek yang menetap dan berlangsung menetap, otomatis dan tidak terencana. Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung lama melalui stimulus rangsangan. Biasanya dari proses ini akan diketahui kemampuan inteligen dalam memberikan pola perilaku.

o Kemauan

Sangat disayangkan, kemauan jarang dibahas oleh para ahli untuk mengetahui kemampuan kognisi. Disini Jalaluddin memberikan deskripsi penting dari apa yang dikatakan Richard Dewey, Heinrich Heine dan W.J. Humber bahwa kemauan adalah awal dari sebuah tindakan dan merupakan usaha untuk mencapai tujaun emosional “Den Menschen macht seiner Wille gross und klein”. Kemauan akan erat dengan (1) hasil keinginan (2) cara pencapaian dengan dasar pengetahuan (3) dipengaruhi oleh kemampuan inteligensia, dan (4) daya pengeluaran energi untuk mencapai tujuan yang emosional serta sensasional.


Sikap terbuka

1. Menilai objektif dg data dan logika

2. Membedakan dg mudah dan penuh nuansa.

3. Berorientasi isi

4. Mencari informasi dari berbagai sumber

5. Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaan

6. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dg kepercayaan

Sikap tertutup

1. Menilai pesan berdasar motif pribadi

2. Berpikir simplistic hitam putih (tanpa nuansa)

3. Berpaku pada sumber pesan, bukan isi

4. Mencari informasi dari sumber monoton tanpa melihat kepercayaan dan loyalitas

5. Secara kaku mempertahankan perspektif keperyaan diri sendiri

6. Menolak dan mendistorsi pesan yang tidak sesuai dengan kepercayaannya



C. SISTEM PENYUSUNAN PESAN DAN MOTIF SOSIOGENIS

Motif sosiogenesis, sering juga disebut motif sekunder sebagai bagian dari kebutuhan dan dasar biologis. Ini dapat dipahami dari keinginan komunikasi yang mempengaruhi perilaku sosial, karena peranannya dalam membentuk perilaku ternyata sangat menentukan. Dibawah ini ada beberapa klasifikasi motif para ahli sosiogenesis hasil dari eksperimen.

David McClelland:

§ Kebutuhan berprestasi (need for achievement)

§ Kebutuhan kasih sayang (need for affiliation)

§ Kebutuhan berkuasa (need for power)

Abraham Maslow:

§ Rasa aman (safety needs)

§ Keterikatan dan cinta (belongingness and love needs)

§ Penghargaan (esteem needs)

§ Pemenuhan diri (self-actualization)

Melvin H.Marx:

a. Kebutuhan organismis

§ Motif ingin tahu (curiosity)

§ Motif kompetensi (competence)

§ Motif prestasi (achievement)

b. Motif-motif sosial

§ Kasih sayang (affiliation)

§ Kekuasaan (power)

§ Kebebasan (independence and freedom)

Sistem Penyusunan Pesan

Monroe

Miller&dollar

Hovland

Ross

Holingsworth


Attention

Drive

Attention

Attention

Introduction

Introduction

Needs

Satisfaction

Visualization

Stimulus

Respons

Comprehension

Need

Plan

Objection

Interst Impression

Conviction

Body

Action

Reward

Acceptance

Reinforcement

Action

Direction

Conclusion

D. PENGARUH INTELIGENSI

Sejak seratus tahun yang lalu “inteligensi umum” (geneal intelli-gence) pertama kali diperkenalkan oleh Spearman pada tahun 1904 sampai sekarang. IQ masih dianggap relevan ketika orang hendak membicarakan tentang kemampuan mental umum (GMA—General Mental Ability or Cognitif Ability). Inteligensi merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk memahami manusia secara utuh (whole person).

Setelah berkembang psikologi modern—Positive Psychology—maka sangat penting bagi ahli-ahli psiko untuk memahami inteligensi umum unutk memeliharea kreatifitas dan bentuk-bentuk optimal perkembangan psikologis manusia pada umumnya (Lubinski, 2004) selain itu, inteligensi umum juga berperan penting dalam pencapaian kualitas hidup atau kesehatan dan kesuksesan seseorang dalam kariri serta akademik.

Secar umum, hasil-hasil penelitian itu menunjukan peran penting inteligensi umum (G-factor) di dalam pencapaian karir, kinerja jabatan, kreativitas, prestasi akademik dan klualitas kesehatan seseorang. Misalnya, hasil-hasil penelitian yang dihimpun oleh Schmidt dan Hunter itu menunjukan bahwa inteligensi umum dapat memprediksi jabatan dan kepercayaan akan pemenuhan kebutuhan serta kemampuan (self-confidence) akan penyelesaian masalah.

E. BIBLIOGRAFI

- Wechsler, D.(1975) intelligence defined and undefined: A relatifistic appraisal. American Psychologist 30,135.

- Yoshida, M., Fernandez,C., and Stigler,J.W (2003). Japanese and American student’s differential recognition memory. Journal of Educational Psychology, 85, 610-617.

- Rakhmat, Jalaluddin, M.Sc., Drs (2001) “Psikologi Komunikasi” Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

- Allport, F.H. (1924-1955) “Theories of Perception and The Concept of Structure” New York : Willey

- Weaver, Richard., L. (1978) “Understanding Interpersonal Communication” London: Bowling Green State University

- Dugosh, K.L. (2000). Cognitive stimulation in brainstorming. Journal of Personality and Social Psychology

Artikel Terkait

Inteligensia
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Dapatkan desain eksklusif gretis via email