Sunday, June 7, 2009

STRESS PSIKOLOGIS DAN KEMATIAN



Ada semacam fenomena peningkatan angka kematian pada tanggal, minggu, maupun musim tertentu yang biasanya dihubungkan dengan berbagai situasi yang melatarbelakanginya, seperti kematian akibat influenza pada musim winter, kematian akibat kecelakaan lalulintas pada liburan akhir pekan, kematian akibat serangan jantung pada hari Senin dan bahkan kematian pada jam tertentu setiap hari ( siklus sirkadian ) . Peningkatan kematian yang terpola sesuai keadaan tertentu dapat berhubungan dengan fluktuasi proses alami ( seperti perubahan siklus tahunan ) atau berhubungan dengan masalah sosiokultural ( seperti : perubahan aktivitas antara kerja harian dan liburan akhir pekan )

Telah diketahui pula bahwa stress psikologis dapat mempengaruhi kesehatan bahkan sampai kematian seseorang. Mekanisme komplek mengenai hal ini banyak dibahas pada bidang psikoneuroimunologi. Dalam sepanjang sejarah epidemiologi , para peneliti telah juga memperhatikan banyak faktor yang cukup luas , namun difokuskan pada pengaruh fisik , kimia, dan biologi lingkungan dan efek faktor sosio-kultural yang negatif terhadap kematian , seperti kehilangan orang yang dikasihi , kehilangan pekerjaan dan perceraian. Namun disatu sisi kejadian yang sangat berarti bagi individu dapat menunda proses kematian beberapa saat, seperti seseorang yang dalam keadaan kritis mungkin memasuki fase 'tawar-menawar' dengan Tuhan untuk tetap hidup sampai pernikahan anaknya.

Sebuah cerita pengalaman seorang dokter di rumah sakit yang pernah dimuat di BMJ mungkin dapat menggambarkan betapa besar pengaruh 'stress psikologis' terhadap kematian.
Seorang pasien laki-laki usia 58 tahun , pedagang India yang bekerja di Afrika datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada . Istri dan anaknya yang berusia 35 tahun bersama pasien tadi saat pemeriksaan elektrokardiografi menunjukkan adanya infark miokard posterior . Pasien ini sangat percaya bahwa dirinya akan meninggal hari itu. Sebelum terapi diberikan, dia berkata , "dokter , anda tahu usia saya 58 tahun . Kakak saya meninggal 3 tahun lalu pada usia 58 tahun, bibi saya juga meninggal pada usia 58 tahun dan …..," saya memotong pembicaraan , sambil berpikir sejenak , betapa hebatnya 'takhyul' merasuki ilmu kedokteran. " Anda tidak akan mati , tuan. Anda hanya membutuhkan tidur malam yang nyenyak. Silahkan katakan selamat malam pada anak dan istri anda" . " ….dan kakak sayapun meninggal akibat sakit jantung, usianya 58 tahun dan …..," Pasien tadi tetap meneruskan pembicaraannya. Setelah itu saya mengantar istri dan anaknya meninggalkan ruangan perawatan intensif. Istrinya meminta saya untuk memberikan ijin menemani suaminya sepanjang malam, namun kebijaksanaan rumah sakit tidak memungkinkan keluarga untuk tidur di dalam ruang perawatan intensif. Anaknya pun sekali lagi meminta kepada saya mengijinkan ibunya untuk tinggal, tapi secara sopan saya menolak permintaan itu dan mengantar mereka keluar ruang perawatan pada jam 11 malam. Pada jam 5.15 pagi, sekitar 6 jam setelah saya meninggalkan ruang perawatan intensif , telepon berdering. " Dokter…..," suara suster yang gelisah, " kondisi pasien anda berubah ". Ini perkataan eufimisme untuk menyatakan pasien telah meninggal. Saya memastikan bahwa kematian memang telah terjadi saat mendengar jeritan tangis istrinya di luar pintu. "Bagaimana dia dokter….?" . Saya masih tidak tahu apa yang harus saya katakan pada istri pasien tadi. Kemudian dia berkata " dokter , lakukan sesuatu untuk saya , tolong saya , saya memohon..". "Apalagi yang bisa saya perbuat ?". Suara saya pelan dalam sedikit kebingungan. " Beri saya suntikan yang bisa membuat saya pergi bersamanya , saya memohon…..". Tidak ada sepatah katapun keluar dari saya dalam keheningan . Saya dengar suara langkah kaki mendekat dan terdengar suara anak laki-lakinya , " bagaimana ayahku ?" . Peristiwa ini kadang membuat saya ingin menangis saat teringat kembali perkataan anaknya saat itu , " Kami telah memohon berulang kali untuk membiarkan kami menghabiskan waktu dengan ayah pada malam terakhirnya di dunia dan dokter tidak memberikan kesempatan itu.."
Sebuah umur kematian yang diturunkan atau merupakan suatu stress psikologis terhadap angka 58 ?.

Hubungan yang erat antara stress dan kematian dapat dilihat jelas pada sudden death syndrome , dimana individu yang kelihatannya sehat, mati mendadak dalam jangka waktu hitungan menit atau jam akibat suatu kejadian yang bermakna. WB Cannon (1942) menyebutnya sebagai voodoo death . Pada tahun 1965, Engel GL mengumpulkan 275 kasus kematian mendadak yang dimuat di surat kabar dan menganalisanya. Dalam pembagian menjadi 4 kategori penyebab , kematian paling banyak ( 135 kasus ) diakibatkan kejadian traumatik pada hubungan erat antar manusia, selanjutnya 103 kasus akibat suatu situasi yang membahayakan, pergulatan dan 'serangan'. Kemudian dilanjutkan dengan 21 kasus kematian akibat kehilangan status, harga diri , kegagalan ( semua 'korban' pada kategori ini adalah : laki-laki ), dan pada 16 kasus kematian terjadi saat 'kemenangan besar' atau 'perasaan menyenangkan'. Namun dari kesemua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa 'korban' mati mendadak akibat dihadapkan pada suatu kejadian yang tidak mungkin diabaikan, sangat mengganggu, tidak diharapkan, dengan kualitas dramatis pada intensitas dan bersifat ireversibel atau menetap.

Besarnya pengaruh stress psikologis terhadap kematian sangatlah sulit bila akan dilakukan penelitian secara eksperimental karena terbentur masalah ethis, sehingga hubungan kedua hal tersebut banyak diteliti melalui pendekatan epidemiologi.

Philips DP , dkk, melakukan penelitian hubungan antara kematian dengan stress psikologis melalui studi epidemiologi dengan pendekatan fenomena kultural, yaitu suatu asosiasi yang tidak menyenangkan atau asosiasi negatif pada satu satu kelompok kultur ( China dan Jepang ) dengan kelompok kultur lain ( Amerika dan Eropa) terhadap simbol angka 4 dengan kematian. Dalam bahasa China, Kantonese dan Jepang kata 'angka 4' dan 'mati' dilafalkan hampir sama. Sehingga dalam kultur China dan Jepang angka 4 adalah tidak menyenangkan. Contoh beberapa konsekuensi hal tersebut adalah rumah sakit di China maupun Jepang tidak mencantumkan adanya lantai 4 maupun ruangan nomor 4. Pada kultur China dan Jepang pun dihindari untuk melakukan perjalanan pada tanggal 4. Dengan dasar tersebut dibuat hipotesa, bila memang angka 4 merupakan angka yang menimbulkan stress psikologis maka angka kematian akan mencapai puncak pada tanggal 4 pada kelompok kultur Jepang dan China dibandingkan kultur lainnya. Hasil penelitian cukup mencengangkan yaitu adanya puncak jumlah kematian pada orang China dan Jepang yang sebelumnya menderita sakit jantung pada tanggal 4 dibandingkan orang Amerika dan Eropa. Mengenai angka 13 dengan 'mati' tidak ada lafal pengucapan yang sama dalam kultur Amerika dan Eropa sehingga tidak ada peningkatan angka kematian pada tanggal tersebut.

Pengaruh stress psikologis awal bulan maupun awal hari kerja setiap minggu terhadap kematian juga telah diteliti oleh beberapa peneliti. Evans C , dkk melakukan penelitian berdasarkan data catatan kematian di Skotlandia antara tahun 1986 sampai 1995 yang meliputi 91.193 laki-laki dan 79.051 perempuan yang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Didapatkan data adanya peningkatan kematian pada hari Senin akibat penyakit jantung koroner ( PJK) di luar rumah sakit pada orang -orang yang sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit akibat PJK. Penyebab peningkatan kematian tersebut kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kebiasaan minum di akhir pekan atau juga akibat stress psikologis pekerjaan pada hari pertama kerja. Sedangkan pengaruh awal bulan terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian dapat disebabkan oleh beberapa kejadian yang tidak menyenangkan seperti stress psikologis akibat berbagai tagihan pembayaran . Penelitian Durkheim ( 1897 ) menunjukkan pula angka bunuh diri tinggi pada awal bulan dibandingkan akhir bulan . Shaner , dkk yang melakukan studi terhadap 105 orang veteran yang menderita skizofrenia menunjukkan adanya peningkatan angka perawatan rumah sakit pada awal bulan yang disebabkan karena penggunaan kokain, setelah mereka menerima tunjangan kecacatan dari pemerintah. Selain itu pula penyalahgunaan obat dan penggunaan kokain meningkatkan kejadian bunuh diri, pembunuhan maupun kecelakaan lalu lintas.

Witte DR , dkk melakukan penelitian pengaruh besarnya stress psikologis pada pecandu sepakbola di Belanda pada saat dilakukan pertandingan antara kesebelasan Belanda melawan Prancis pada perempat final kejuaraan sepakbola Eropa 1996. Hasil pertandingan itu berakhir nol-nol meskipun memasuki waktu tambahan dan akhirnya dimenangkan oleh kesebelasan Perancis melalui adu Penalti. Sekitar 9.8 juta penduduk Belanda menyaksikan pertandingan tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa angka kematian akibat PJK maupun stroke meningkat pada laki-laki Belanda saat hari dilakukannya pertandingan tersebut.

Penelitian lain menunjukkan hal sebaliknya yaitu besarnya pengaruh psikologis dalam menunda kematian. Penelitian yang dilakukan Phillips , dkk pada kultur China maupun kultur Yahudi menunjukkan adanya fenomena dip/peak angka kematian pada kejadian penting pada kehidupan seseorang. Penemuan itu menunjukkan bahwa seseorang dapat memperpanjang hidupnya sampai beberapa saat setelah kejadian penting dalam hidupnya seperti perayaan tertentu, hari ulang tahun ataupun pernikahan seseorang. Sering juga didapatkan suatu fenomena di rumah sakit seseorang yang koma sekian lama meninggal setelah semua orang yang begitu penting dalam hidupnya telah berkumpul di sampingnya. Diketahui pula bahwa Thomas Jefferson dan John Adams ( Presiden USA ) meninggal pada tanggal 4 Juli ( tanggal deklarasi kemerdekaan Amerika ). Adalah bukan suatu hal yang kebetulan bila kita mengetahui kata terakhir yang diucap Jefferson sebelum meninggal adalah menanyakan apakah hari itu tanggal 4 , seperti yang diceritakan oleh dokter pribadinya.
KEPUSTAKAAN
1. Pelletier KR. Stress : Etiology, assessment, and management in holistic medicine. In : Selye H ( ed ). Selye's Guide to stress research. New York 1983 . Van Nostrand Reinhold Co. p. 43-75
2. Konotey- Ahulu. The suprascientific in clinical medicine : a challenge for professor Know All. BMJ 2001 : 323: 1452-3
3. Phillips DP, Liu GC, Kwok K, Jarvinen JR, Zhang W, Abramson IS. The Hound of Baskervilles effect : natural experiment on the influence of psychological stress on timing of death. BMJ 2001 : 323 ; 1443 - 6.
4. Phillips DP, King EW. Death takes holiday : mortality surrounding major social occasions. The Lancet 1988 ; September : 728 - 32.
5. Phillips DP, Smith DG. Postponement of death until symbolically meaningful occasions. JAMA 1990 ; 263 :1947 - 51
6. Evans C, Chalmers J, Capewell S, Redpath A, Finlayson A, et al. " I don't like Mondays" - day of the week of coronary heart disease deaths in Scotland: study of routinely collected data. BMJ 2000 ; 320 : 218- 9
7. Witte DR, Bots ML, Hoes AW, Grobbee DE. Cardiovascular mortality in Dutch men during 1996 European football championship: longitudinal population study. BMJ 2000; 321 : 1552-4
8. Samuels MA. Neurogenic heart and lung disease. Available on : CD Room AAN 2002.
9. Phillips DP, Christenfeld N, Ryan NM. An Increase in the number of deaths in the united states in the first week of the month. N Eng J Med 1999; 341 : 93-8
10. Shaner A, Eckman TA, Roberts LJ, et al. Disability income , cocaine use, and repeated hospitalization among schizophrenic cocaine abusers: a government -sponsored revolving door. N Eng J Med 1995 ; 333: 777-83
11. Lerner BH. Can stress cause disease? Revisiting the tuberculosis research of Thomas Holmes, 1949-1961. Ann Intern Med 1996 ; 124 : 673-680.

TERAPI  WARNA

TERAPI WARNA

dr. Yuda Turana

Dalam kehidupan sehari-hari , tanpa sadar warna dapat mempengaruhi tubuh kita. Dapat dibayangkan bila anda tinggal di suatu ruangan yang berwarna hitam kelam atau coklat tua , pastilah tubuh dan pikiran anda enggan untuk berlama-lama tinggal di tempat tersebut. Contoh sederhana tersebut menjadi salah satu dasar dari terapi warna ini. Jika kombinasi warna tertentu dapat menyebabkan pikiran kita stress dan depresi maka pastilah ada kombinasi warna lain yang menyebabkan pikiran kita tenang dan rileks.

Penggunaan terapi warna ini sudah mempunyai sejarah yang cukup lama. Pada zaman mesir kuno sudah dibuat suatu bangunan penyembuhan dengan cahaya dan warna. Penggunaan warna pun digunakan secara luas di IndiaChina sampai saat ini sedangkan penggunaan terapi warna di AS dan Eropa mulai berkembang sejak pertengahan abad ke 19 , dimana Dr. Edwin Babbit mempublikasikan The Principles of light and colour. Dia merekomendasikan berbagai teknik penggunaan warna untuk penyembuhan.

Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai efek warna pada tubuh kita. Penelitian di Norwegia mencatat bahwa orang yang tinggal di ruangan berwarna biru mempunyai thermostat ( ambang suhu tubuh ) 3 derajat lebih tinggi dibanding dengan orang yang tinggal di ruangan berwarna merah. Nick Humprey dari universitas Cambridge menemukan bahwa paparan warna merah dapat mengakibatkan perubahan emosional, detak jantung, tahanan kulit, dan aktivitas listrik otak. Penelitian lain menunjukkan warna merah dapat pula menurunkan ambang rangsang nyeri, artinya pasien akan lebih sensitif terhadap nyeri.

Perlu diingat bahwa terapi warna ini dapat memberikan efek perubahan fisiologis lebih dari sekedar efek psikologis stimulus penglihatan. Sebagai contoh : warna merah dapat mengakibatkan terangsangnya sistem saraf otonom sedangkan warna biru mempunyai efek menenangkan. Anda mungkin juga masih ingat bahwa warna ultraviolet sering digunakan untuk bayi yang lahir ikterik atau berwarna kuning.

Praktisi terapi warna percaya bahwa karena semua bentuk materi merupakan bentuk dari energi, maka aplikasi energi ke dalam tubuh akan mempengaruhi keadaan sehat maupun sakit. Pada orang yang sakit , tubuhnya kekurangan satu atau beberapa warna tertentu.

Cahaya merupakan salah satu bentuk energi dan cahaya ini dapat dipecah menjadi beberapa warna dan inti dari terapi warna ini adalah mengaplikasikan satu atau lebih warna untuk menjaga keseimbangan energi dalam tubuh.

Ada berbagai cara untuk mengetahui kebutuhan warna bagi tubuh anda. Bila Anda berkunjung ke praktisi terapi warna maka ada beberapa praktisi yang mengatakan dapat melihat ‘aura’ ( lapisan warna yang mengelilingi tubuh ) dan mengatakan langsung warna yang dibutuhkan oleh tubuh . Teknik fotografi pun telah digunakan untuk melihat aura. Teknik ini didasarkan pada fotografi Kirlian yaitu suatu teknik fotografi dengan frekuensi tinggi yang ditemukan di Rusia tahun 1940.

Pada bahasan ini saya tidak akan mendiskusikan kedua hal tersebut di atas, saya lebih menitikberatkan pada segi praktis yang dapat Anda terapkan sendiri . Banyak praktisi terapi warna percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan naluri untuk menentukan sendiri warna apa yang mereka butuhkan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh. Sebagai contoh : ada salah satu teknik terapi warna yang disebut dengan Aurasoma . Teknik ini menggunakan botol-botol kecil yang berisi lapisan warna dari minyak esensial dan ekstrak tumbuhan. Kebanyakan botol kecil ini terdiri dari dua warna dan ada 90 kombinasi. Tekniknya : Anda mengambil 4 botol yang berisi kombinasi warna yang anda sukai. Kemudian anda dapat menggunakan minyak esensial dalam botol tersebut untuk dipakai pada kulit . Tidak ada batasan waktu berapa lama Anda menggunakan terapi warna ini. Anda dapat melakukannya selama teknik ini baik menurut Anda.

Banyak praktisi mendasarkan terapi warna pada energi tubuh yang terfokus pada tujuh titik mayor yang disebut dengan ‘ cakra’. Setiap cakra ini berkorelasi dengan sistem organ dan warna tertentu. Hubungan antara cakra, organ dan warna tersebut adalah :

Warna merah : berhubungan dengan cakra dasar yang mempengaruhi vitalitas, kekuatan , seksualitas, dan kesadaran. Warna merah digunakan untuk mengatasi anemia, kekurangan energi, impotensi, tekanan darah rendah, penyakit kulit, infeksi saluran kencing.

Oranye : berhubungan dengan cakra limpa yang mengatur sirkulasi dan metabolisme. Warna oranye berhubungan dengan kegembiraan dan keceriaan. Warna ini digunakan untuk mengatasi depresi dan kelainan ginjal dan paru, seperti asma, bronchitis, obstipasi. Warna pelengkapnya adalah biru.

Kuning : berhubungan dengan cakra solar plexus yang mempengaruhi intelektual dan pengambilan keputusan. Warna kuning dapat menstimulasi konsentrasi. Warna ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit artritis dan dapat mengurangi keluhan penyakit yang berhubungan dengan stress, kejang otot,hipoglikemia, hipertiroid, batu empedu. Warna pelengkapnya adalah ungu.

Hijau : berhubungan dengan cakra jantung. Hijau merupakan warna yang alami dan menunjukan kemurnian dan harmoni. Warna ini dapat dikatakan penyembuh yang luar biasa . Hijau digunakan untuk menyeimbangkan dan menstabilisasi energi tubuh.

Biru : berhubungan dengan cakra tenggorokan . Warna biru merupakan warna yang menenangkan dan sangat baik digunakan untuk mengatasi insomnia, gastritis, artritis, nyeri pinggang bawah, sakit tenggorokan, asma dan migren. Warna pelengkapnya adalah oranye.

Ungu : merupakan warna dari cakra mahkota dan berhubungan dengan energi dari fungsi tertinggi pikiran. Warna ini sering digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi rasa ketidakberdayaan. Sering digunakan untuk mengobati kelainan mental dan saraf, juga dapat menekan nafsu makan, dan dapat digunakan untuk migren.

Hitam : warna ini seringkali digunakan untuk menekan nafsu makan. Bagi mereka yang berencana untuk menurunkan berat badan dapat mencoba dengan menggunakan kain alas meja berwarna hitam.


Bila anda tidak berencana untuk pergi ke praktisi terapi warna , gunakan naluri untuk memilih warna yang menurut Anda dapat membuat tubuh lebih rileks dan tenang. Janganlah ragu untuk menggunakan warna tersebut. Anda dapat pula menggunakan warna-warna dengan fungsi tertentu yang telah disebutkan di atas. Beberapa teknik terapi warna yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah adalah :

Penyembuhan pelangi : teknik ini sangat sederhana dan murah . Prinsipnya : air ketika terkena sinar matahari di dalam wadah yang berwarna ( misalnya botol yang berwarna ) , maka akan menerima energi vibrasi dari warna tersebut. Anda dapat membeli wadah atau botol dalam beragam warna atau secara mudah Anda dapat menggunakan botol yang bening dan melapisinya dengan plastik kaca warna tertentu. Minumlah air ini dengan interval yang teratur sepanjang hari.
Pernafasan warna : teknik ini merupakan salah satu bentuk teknik visualisasi ( lihat bab metode relaksasi ) . Anda dapat membayangkan menghirup dan menghembuskan warna tertentu. Teknik ini dapat Anda lakukan sebelum tidur atau saat Anda bangun pagi hari.

- Carilah tempat yang nyaman untuk duduk atau berbaring.
- Bernafaslah dalam , teratur dan perlahan.
- Bayangkan diri anda dikelilingi oleh warna tertentu yang anda inginkan.
- Saat Anda bernafas, bayangkan tubuh anda menghirup warna ini dan bayangkan warna tersebut menyebar di seluruh tubuh anda.
- Saat Anda menghembuskan nafas bayangkan Anda menghembuskan warna pasangannya ( seperti saat Anda menghirup nafas berwarna biru maka hembuskan warna oranye. Warna kuning dengan ungu muda, hijau dengan ungu tua ).

Selain kedua teknik tersebut di atas bila memungkinkan Anda dapat pula menata kembali ruangan anda dengan warna yang sesuai. Misalnya saja Anda dapat memulainya dengan mengganti warna sprei maupun sarung bantal dengan warna biru bila saat ini Anda menderita stress dan ketegangan.

dr. Yuda Turana/www.medikaholistik.com/230101
dan

MENUJU PENGOBATAN ALTERNATIF YANG LEBIH RASIONAL

MENUJU PENGOBATAN ALTERNATIF YANG LEBIH RASIONAL

dr. Yuda Turana

Abstrak menuju pengobatan alternatif yang lebih rasional.

Pengobatan alternatif semakin popular dewasa ini. Banyak macam dari pengobatan alternatif ini . Banyak buku dan artikel mempromosikan berbagai kelebihan dari pengobatan alternatif dan banyak suplemen makanan kesehatan yang beredar di masyarakat. Artikel ini membahas mengenai penggunaan pengobatan alternatif yang lebih rasional. Kata kunci : Pengobatan alternatif - rasional.

Abstract. Towards to rational use of alternative medicine

Alternative medicine have become popular nowadays . There are variety of alternative medicines . A lot of books and articles promote the ability of healing from alternative medicines and a lot of nutritional supplement were consumed by the patients. This article review some article about alternative medicine to make the use of these therapies more rational. Key words : Alternative medicine - rational

PENDAHULUAN

Pada saat ini pengobatan alternatif semakin popular di masyarakat Indonesia.

Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara ,alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern ( pelayanan kedokteran standar) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan.(1)

Dari data diketahui bahwa penggunaan terapi alternatif pada penyakit kanker bervariasi antara 9 % sampai dengan 45% dan penggunaan terapi alternatif pada pasien neurologi bervariasi antara 9 sampai dengan 56 % (2).

Dalam buku pengobatan alternatif disebutkan beberapa jenis dan macam pengobatan tersebut diantaranya : Pengobatan dengan tanaman obat, Akupungtur, pijat, aromaterapi, kinesiology,kiropraktik, color therapy, homoeopathy,hypnotherapy, iridology, naturopathy, nutritional therapy, polarity therapy, refleksiologi ,ayurveda ,dsb . (3).

Pengobatan alternatif dengan menggunakan bahan-bahan alami dapat dilihat dengan semakin banyak beredar suplemen makanan tambahan yang dipercaya dapat membantu meningkatkan kesehatan, mencegah berbagai macam penyakit dan mudah didapatkan tanpa resep obat. Banyak pula buku , artikel dan iklan yang secara antusias mempromosikan keuntungan dan keamanan dari tanaman obat ini dengan akibat makin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi dan menyisihkan uangnya untuk membelanjakan suplemen makanan yang secara relatif lebih bebas pengawasan dari Pemerintah untuk terus berpromosi. (4,5)

Pengobatan dengan bahan-bahan alam ini seringkali pula dipromosikan bersifat alami dan karenanya tidak merugikan , namun sediaan bahan-bahan alam tidak berarti lepas dari efek samping. Perdebatan seringkali pula mengenai apakah obat-obat dari bahan alam ini harus juga mendapat izin produksinya sama seperti obat-obat dari bahan-bahan kimia agar dapat meningkatkan standar dari kualitas, keamanan dan keefektifannya. (5,6).

Pengobatan alternatif lainpun tak kalah populernya dengan penggunaan tanaman obat. Di Koran dan majalah banyak dipromosikan mengenai pengobatan alternatif ini yang di promosikan dapat menyembuhkan berbagai penyakit .

EFIKASI PENELITIAN PENGOBATAN ALTERNATIF

Saat seseorang yang berobat untuk menghilangkan suatu keluhan yang dideritanya dengan menggunakan alat atau bahan tertentu dan setelah menggunakannya menghilangkan keluhan tersebut belum dapat disimpulkan bahwa alat ataupun bahan tersebut benar-benar memberikan efek terapetik.

Beberapa hal yang dapat memberikan kesimpulan yang salah dari satu bahan/alat yang sebenarnya tidak mempunyai efek namun seolah-olah memberikan efek penyembuhan adalah sebagai berikut( 7):

1.Beberapa penyakit secara alami dalam kondisi tubuh yang baik dapat sembuh sendiri meskipun tanpa pemberian obat-obatan. Sehingga untuk menyimpulkan suatu terapi memang bekerja harus didukung oleh data-data persentase pasien yang berhasil diobati lebih banyak dibandingkan dengan tanpa intervensi terapi.

2.Beberapa penyakit mempunyai siklus tertentu. Sebagai contoh arthritis,multiple sklerosis , asma, alergi, migraine, dan lain-lain yang tidak mengejutkan pula sang pasien datang pada saat memang penyakitnya sedang pada siklus perbaikan.

3.Efek placebo. Banyak dari pengobat alternatif membuat kesan setiap penyakit dapat disembuhkan sehingga memberikan efek psikologis bagi pasiennya. Sebagai contoh adalah penanganan nyeri kronik pada pasien seringkali nyerinya berkurang dengan pendekatan psikologis tanpa menyentuh faktor patologi yang mendasari nyeri terjadinya tersebut.

4.Remisi spontan. Mengenai efek remisi spontan ini masih belum dapat dipahami benar mekanismenya. Seperti pernah dilaporkan seorang onkologis adanya 12 kasus remisi spontan penyakit dari 6000 kasus yang ditanganinya. Sehingga bila seorang pengobat alternatif menyembuhkan satu penyakit yang sulit untuk disembuhkan sebaiknya pula mencamtumkan berapa persentase kesembuhan dari jenis penyakit yang sama yang pernah ditanganinya.

5.Psikosomatis. Banyak pasien dengan gejala ini datang berobat ke dokter dikatakan tidak ada penyakit namun akhirnya dia datang ke pengobat alternatif dan dikatakan memang benar menderita penyakit dan jika pada akhirnya “ kesembuhan “terjadi pasien pun makin yakin ia memang menderita penyakit.

6.Praktisi pengobatan seringkali pula mempunyai sifat antusias dan kepribadian yang karismatik yang juga mempengaruhi dari sisi psikologis pasien.

Selain daripada itu adanya stereotypes yang ada di masyarakat sehingga menimbulkan hal yang kontraproduktif dalam pelayanan kesehatan seperti (8) :

Masyarakat menganggap bahwa pengobatan tradisional bersifat holistik sedangkan pengobatan modern hanya melihat penyakit saja.

Pengobat tradisional biasanya yang dituakan , sangat dihormati, dan karena itu memegang peranan penting pada pelayanan kesehatan primer.

Adanya budaya dalam masyarakat yang masih membuat dikotomi penyakit ke dalam dua jenis yaitu : penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dengan cepat dan Penyakit-penyakit ‘ tradisional’ yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter.

Dokter sendiri kurang memahami mengenai pengobatan tradisional sehingga adanya kesulitan untuk mendiskusikan dengan pasien yang membutuhkan informasi yang sebenarnya.

Dari data diketahui bahwa sebagian obat tradisional Indonesia belum dikaji secara ilmiah khasiatnya. Pengetahuan tentang khasiat obat lebih banyak didasarkan pada pengalaman secara empiris yang diperoleh secara turun menurun sehingga untuk menentukan efektifitas obat tradisional masih menjadi tanda tanya besar. Dalam penggunaan obat tradisional ini seringkali pula yang dilaporkan hanya keberhasilannya saja sedangkan efek samping dan ketidakberhasilan obat enggan untuk disampaikan (9,10).

Jadi apakah pengobatan alternatif benar-benar dapat memberikan efek terapi terhadap pasien ?. Penelitian dengan menggunakan metoda double blind trials adalah satu-satunya cara untuk menjawabnya secara keilmuan. Banyak praktisi pengobatan alternatif tidak mau untuk melakukan studi ini ataupun seandainya mau tidak selalu sama mengenai bagaimana menginterpretasikan hasilnya. Secara statistik juga terdapat kesulitan untuk menilai efektifitas dari pengobatan alternatif ini pada satu grup populasi yang besar. Misalnya saja pada beberapa pengobatan alternatif yang tidak memberikan obat untuk diminum terdapat kesulitan untuk melakukan penelitian double blind trials. Namun setiap praktisi pengobatan alternatif yang mengklaim menyediakan jasa yang lebih baik pada pengobatan suatu penyakit sebaiknya mempersiapkan pula untuk membuktikannya secara sistematik, Namun di satu sisi sangat tidak realistik mengharapkan pengobat alternatif untuk memberikan bukti ilmiah secara sistematik khususnya dalam cara/metode penelitian dan dukungan dana untuk melakukan penelitian tersebut(6,7).

Suatu pertanyaan penting pula bila seandainya pengobatan alternatif tidak didukung dasar ilmiah mengapa banyak pasien yang berpendidikan tetap menggunakan pengobatan alternatif sebagai satu cara untuk penyembuhan penyakitnya ?. Dari sudut pandang pasien bukan suatu hal yang urgen mengenai pertanyaan dasar ilmiah . Pengguna jasa pengobatan alternatif ini biasanya sudah mencoba pengobatan yang konvensional yang mana tidak menyembuhkan penyakitnya. Hal ini membuat mereka menilai bahwa nilai statistik adalah tidak penting daripada mencari pengobatan yang dapat menyembuhkan pada beberapa individu yang mungkin dengan cara yang unkonvensional (11).

EFEK SAMPING TANAMAN OBAT

Saat ini banyak dipromosikan berbagai suplemen kesehatan yang dikatakan tidak ada efek samping karena bersifat alami . Namun dari beberapa penelitian ternyata beberapa tanaman pun dapat menimbulkan reaksi alergi dari mulai gejala yang ringan sampai dengan syok anafilaktik. Royal jelly yang sering digunakan sebagai suplemen kesehatan dapat pula menimbulkan reaksi bronkospasme pada individu yang sensitif.(4).

Beberapa tanaman obat China yang diklaim bisa menguruskan badan telah dilaporkan mengakibatkan gangguan ginjal. Jamur Shiitake yang banyak digunakan sebagai tanaman obat telah pula dilaporkan berhubungan dengan dermatitis pada beberapa kasus. Kombucha, tanaman obat yang saat ini dikenal dengan berbagai khasiatnya mulai dari penyembuhan kanker sampai dengan mengatasi alopesia dilaporkan pula telah menimbulkan efek toksik pada dua kasus. (4).

Ginseng merupakan tanaman obat yang sangat popular penggunaannya dan telah digunakan lebih dari 2000 tahun. Ginseng banyak digunakan untuk mencegah penuaan, meningkatkan stamina dan konsentrasi, namun penggunaan ginseng yang berlebihan dapat pula menimbulkan efek samping yang cukup berat seperti arteritis serebri ( 12).

Jadi apakah tanaman obat lebih atau kurang aman dibandingkan obat resep dokter ?

Efek samping obat ada dua macam tergantung dosis atau tidak tergantung dosis ( reaksi alergi/idiosinkrasi). Minimnya data penelitian tanaman obat sebelum dipakai oleh masyarakat memungkinkan penggunaannya terjadi kelebihan dosis yang menimbulkan efek samping ataupun pada beberapa individu yang hipersensitif mengakibatkan reaksi alergi.

Pada penggunaan suplemen tinggi serat pun perlu mendapat perhatian khusus karena adanya serat yang berfermentasi dapat menstimulasi proliferasi pada usus besar (13).

Saat ini banyak pula tanaman obat yang telah terbukti aman dibandingkan obat kimiawi seperti misalnya bawang putih yang digunakan untuk menurunkan kholesterol darah dan jahe yang banyak digunakan untuk mengobati rematik. (4).

Jadi penggunaan tanaman obat tidak selamanya aman. Pada beberapa kasus dapat menimbulkan efek samping. Memang beberapa tanaman obat telah terbukti secara empiris dengan perjalanan waktu yang lama untuk mengobati berbagai macam penyakit Namun sebaiknya sama seperti obat lain alangkah baiknya dilakukan penelitian yang lebih mendetil mengenai efek samping tanaman obat ini. Sebaiknya pula berhati-hati penggunaan tanaman obat dalam dosis yang besar maupun penggunaan yang terus menerus tanpa pemantauan efek sampingnya. Publikasi dan promosi mengenai kemanjuran tanaman obat sebaiknya pula disertai dengan efek sampingnya sehingga masyarakat bisa menimbang –nimbang untung rugi dari tanaman obat yang dikonsumsinya.

PERANAN DOKTER DALAM MENYIKAPI PENGOBATAN ALTERNATIF

Seorang dokter pada hakekatnya memiliki berbagai fungsi diantaranya adalah fungsi sebagai pendidik, penyuluh kesehatan , pemberi pengobatan dan manajemen sarana pelayanan kesehatan formal (1).

Peranan dokter dalam hal pengobatan alternatif ini antara lain (2,4,6,11).

Dokter harus membimbing pasien dalam membuat informasi pilihan tentang perawatan kesehatan dan harus pula menerima untuk berdiskusi dengan pasien yang meminta informasi mengenai pengobatan alternatif . Dokter harus sensitif pada kekuatiran pasien terhadap penyakit-penyakit yang sukar disembuhkan maupun penyakit kronis seperti kanker, nyeri kronik, dan penyakit saraf degeneratif.

Semakin banyak beredarnya suplemen-suplemen makanan yang dikatakan alami dan tidak ada efek samping, tanpa petunjuk dan manfaat yang jelas seringkali juga merugikan masyarakat. Dalam hal ini dokter berperan untuk mengkomunikasikan masalah ini pada masyarakat dengan cara yang efektif dan dinamik tentang masalah tidak jelasnya maupun adanya kemungkinan efek samping dari bahan-bahan yang dikatakan alami ini.

Perlu adanya riset-riset ilmiah tentang pengobatan alternatif ini yang menjadi dasar untuk mengevaluasi keamanan dan penggunaan yang lebih rasional. Banyak data awal dari tanaman obat yang berperan dalam penyembuhan penyakit yang cukup menjanjikan.

Pengaruh Musik pada aktivitas sehari hari

Pengaruh Musik pada aktivitas sehari hari

dr. Tommy Laksmana (Consultant of Power brain Indonesia)

Sewaktu kami sedang mempersiapkan artikel yang and abaca ini ; kami baru mengalami sedikit gangguan pada system computer kami . Seperti anda yang haus akan informasi dan mengikuti trend yang ada , kami juga mengikuti dan menjadi member dari beberapa milis di internet ; beberapa hari yang lalu , ada seorang yang sangat banyak waktu luangnya , sehingga daripada menganggur ia mengirimkan berbagai macam virus melalui milis tadi , dan seperti yang sudah anda duga , dan mungkin beberapa dari anda juga sudah pernah mengalaminya , sewaktu kami membuka milis yang kami kira isinya aman aman saja ; masuklah virus tersebut ke computer kami , dan hebatnya lagi , beberapa jam kemudian ( catat kawan , hanya sekitar 1-2 jam kemudian ) , seluruh system computer kami lumpuh , tidak dapat dipakai ; dan untuk perbaikannya , kesemuanya membutuhkan waktu yang cukup lama, dan biaya yang tidak sedikit ; terkait dengan hal tersebut , kadang kami berfikir ternyata masih saja ada orang dinegara kita ini , yang "iseng" dan sengaja agar orang lain celaka ; walaupun mungkin saja korbannya itu sama sekali tidak kenal si pengirim virus ; apabila ia sedikit merenung, bila yang komputernya itu rusak adalah sebuah keluarga yang pas pasan , dimana sepuluh ribu rupiah sangat berarti bagi mereka ,dimana computer yang ada diperlukan untuk mencari sesuap nasi , bukankah si pengirim virus itu telah melakukan hal yang sangat keji......bila computer keluarga tersebut lumpuh akibat virus kirimannya , aneh tapi nyata , apa kesalahan yang telah diperbuat oleh para orang tua mereka ya , sehingga memiliki anak seperti si pengirim virus itu ?

OK, tidak usah kita perpanjang lagi , kita mulai saja membahas topik kita bulan ini ; CEO kami pernah sedikit berbincang bincang bersama kami tentang bagaimana musik mengawali seluruh aktivitas dan mengakhiri aktivitas rutinnya dalam 1 hari .

Saat bangun sekitar pukul 5 pagi, dan setelah selesai menjalankan ibadah kepada Penciptanya , teman saya itu langsung ditemani oleh dua lagu dari jenis Chant of gregorian dan (lagu kebangsaannya ) Life in Mono dari kelompok Mono ;dan pada saat itu suara Siobhan de Mare ( vocalist Mono) betul betul dirasakannya sebagai penyempurna mimpi indahnya tadi malam ; sekitar 30 menit lagu yang durasinya cukup pendek itu diulang ulang , maka ia sudah mulai merasakan adanya semangat dan gairah baru dihari itu , setelah mandi, sarapan, dan bersiap siap untuk aktivitasnya , maka dari piranti elektronik yang ada di mobilnya , terdengar teriakan Joey Tempest melalui Final Countdown-nya Europe dan Life in Mono-nya Mono ; menurutnya ; hidup terasa lain bila tidak dimulai dengan ke dua lagu tersebut ( ???? ) , well mungkin apa yang anda pikirkan sama dengan yang saya pikirkan , itu hanyalah sugesti ; tapi siapa perduli itu sugesti atau bukan , karena walaupun itu sugesti , itu memberikan good influence buat saya ..( begitu teman saya berfikir ) . Setengah jam kedua lagu tersebut , membakar semangat dia , setelah itu baru ia mendengarkan radio ; dalam hal ini mungkin ia agak sedikit tidak tahu malu , karena ternyata radio yang didengar setiap pagi adalah radio untuk konsumsi umur 14 - 18 tahun , sangat ..sangat .sangat tidak matching kita bilang, tapi teman saya itu bilang , ia butuh lagu lagu yang up beat and shock to maintance his spirit . Sesampainya di kantor , mulailah ia beraktivitas , dimana ia dan para budak budaknya ( sungguh...secara bercanda ia selalu menyebut rekan rekannya seperti itu ) dimanjakan oleh alunan lagu lagu yang telah melewati musyawarah dan beberapa ketentuan ketentuan pokok mengenai syair dan ketukan yang sudah pakem..alias tidak boleh dilanggar ( untuk mengetahui lebih jauh mengenai irama/lagu yang pas untuk menemani saat kerja anda silahkan buka kembali ME edisi Maret 2004 ).

Siangnya , beberapa lagu upbeat seperti love game ( level 42 ) , conga ( Miami sound machine ) , volare ( gipsy king ), boys next door ( Peter Allen ) , menemani-nya saat selesai makan siang , dan saat sore hari , kembali life in mono menemani dan memanjakan telinganya ; begitu pula pada saat sebelum tidur malam ; teman saya itu ( selalu tidur diatas pukul 01.00 dini hari ) malah menenangkan dirinya dengan Air dari J.S. Bach ; beberapa chant of Gregorian yang modern , serta beberapa love song favoritenya .

Baiklah , sekarang kita mulai melihat sedikit ke dalam , makna dari semua itu ; terus terang topic kali ini pasti bukan sesuatu yang baru , malah mungkin ada beberapa diantara anda sudah pernah membaca buku yang membahas masalah ini lebih dalam ; well it's ok , tapi nanti dipembahasan kita kali ini ada beberapa hal yang baru ( atau relative baru ) yang ada baiknya kita ketahui untuk menambah referensi kita mengenai bagaimana kita menggunakan musik musik untuk keperluan/pengisian jiwa atau semangat kita .

Musik adalah suatu alat yang tidak memiliki batasan batasan bagi umat manusia untuk menikmatinya ; ambil contoh ; ada orang yang bisa bahasan jerman namun zu viele Heute konnen nicht Deutch Sprechen ; tidak demikian dengan musik ; dengan multi modal stimulus yang dia miliki , maka musik begitu diterima oleh indera pendengaran kita ; maka ia merambah masuk melalui saraf pendengaran , diterima ,diartikan di otak , dan apabila musik itu bagus maka ia turut mempengaruhi suatu organ di otak yang bernama system limbic, dimana setelah perangsangan itu maka akan terlibatlah unsur emosi yang kita miliki sehingga akan mempengaruhi semua metabolisme otak kita ; kemudian ditemukan pula bahwa ternyata nada nada yang sangat baik bagi "makanan" otak kita adalah nada nada dengan frekuensi tinggi ; banyak orang yang berpendapat bahwa semua musik klasik adalah sama saja , entah itu Mozart, Beethoven, Bach, Chopin, atau "si raja Waltz" Strauss sekalipun ; dan ternyata mengapa Mozart seringkali dijadikan acuan , karena selain rentang nada yang sedemikian luas dari lagu lagu karyanya, ditambah lagi dengan tempo yang sedemikian dinamis ; ternyata hamper semua karya karya Mozart memiliki nada nada dengan frekuensi tinggi ; sehingga pada penelitian penelitian , seringkali didapatkan hasil bahwa musik dari Wolfgang Amadeus Mozart-lah yang paling optimal dalam meningkatkan fungsi otak kita ; selain itu baru hal "relative" terbaru yang didapat adalah bahwa selain musik Mozart ; ternyata musik dari lagu lagu Gregorian ( chant of Gregorian ) khususnya dari jaman rahib Dom Moquereau dan Dom Gajard sangat baik dalam mengisi "baterei otak" dan juga memiliki kualitas penyembuhan tertentu . Lagu lagu Gregorian , seperti kita ketahui tidak memiliki tempo, atau ketukan irama ; irama yang dibentuk ternyata terlahir dari irama irama fisiologis, seperti pernafasan dan detak jantung ; kidung Gregorian memberi energi dan kedamaian batin pada orang yang menyanyikan dan mendengarkannya ; ia juga menjaga tubuh dan pikiran manusia agar berada dalam kesadaran yang tenang ; dan dari hasil penelitian yang paling baru ; ternyata juga ditemukan bahwa bunyi " Om..." suara bhiksu dan suara orang mengaji juga memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan chant of Gregorian .

Selain itu , seperti yang sudah kami bahas pada edisi Maret 2004 ; biasakanlah untuk memilih lagu lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan permenit ; pada saat kita ingin tenang dan beristirahat , karena apabila terlalu cepat , maka secara tidak sadar ; stimulus yang masuk ke telinga kita akan membuat kita mengikuti irama irama tersebut, sehingga keadaan istirahat yang optimal tidak akan tercapai ., tapi sebelum kita menutup artikel ini ada satu data menarik , bahwa ternyata telinga kanan kita lebih efektif dari telinga kiri kita dalamhal kecepatan menyampaikan impuls ke otak.., jadi kedua telinga kita tentu saja sangat berharga ; tapi tidak ada salahnya bila membersihkan telinga , beri sedilit perhatian pada telinga kanan ..well , sekarang anda dapat memulai untuk memasukan unsure musik ( yang bergizi ) ke dalam hidup anda ; tidak ada larangan untuk mendengarkan Heavy Metal ( Hey.I live Poison and Napalm Death ) , tapi ibarat makanan ; bukankah kurang baik kalau setiap hari kita makan Junk Food atau makanan yang berkadar kolesterol tinggi ; so good luck and bis bald..Untuk bulan depan ; kita akan membahas suatu organ yang sangat vital apabila anda sedang horny.....atau hanya turn on....., anda akan membutuhkannya pada saat ereksi atau ejakulasi ...bahkan tanpa organ ini , andaikata gadis paling cantik dilingkungan anda tiba tiba nude didepan anda , maka anda tidak akan bisa ereksi apalagi ejakulasi ..begitu juga untuk rekan rekan yang wanita , organ ini sama pentingnya untuk anda .....Richtig ......bulan depan kita bicara tentang Otak dan Seks ....., karena apabila kita ingin melakukan hubungan seksual , maka organ yang pertama kali kita rangsang adalah..........OTAK kita , ...Auf Wiedersehen.....

Nonton Bola Bikin Stres

Nonton Bola Bikin Stres

Nonton bola dan minum bir bisa bikin stres! Benarkah? Mungkin jika selama ini Anda mengira nonton bola dengan ditemani bir jadi cara terbaik untuk rileks, ada baiknya mulai mencari cara lain yang lebih sehat, pasalnya sebuah penelitian menyebutkan minum bir saat nonton bola bisa menaikkan tingkat kecemasan dan meningkatkan hormon pemicu stres, seperti dilansir Reuters pada Senin (19/06).

Dengan dukungan dana dari Betfair, penyedia jasa taruhan, para peneliti dari Loughborough University, Inggris, melakukan penelitian pada para supoter saat laga berlangsung.

Para peneliti mengambil contoh air liur mereka sebelum laga dimulai, memonitor tingkat jantung selama pertandingan berlangsung dan setelah pertandingan, dan kemudian mencatat hasil tersebut.

"Kita bisa melihat para suporter cenderung mengalami peningkatan stres atau kecemasan berlebihan," ujar Mike Gleeson, salah satu peneliti yang melakukan riset saat pertandingan Inggris melawan Trinidad & Tobago pada Kamis (15/06).

Dalam studi sebelumnya menunjukkan antusiasme yang berlebihan terhadap suatu pertandingan bisa memicu rasa cemas, panik, dan bahkan serangan jantung meskipun Piala Dunia juga bisa meningkatkan efek kesehatan dan perasaan senang secara global pada negara yang menang.

Riset ini mengumpulkan 20 partisipan yang dibagi dalam dua kelompok fans negara peserta (Inggris dan Trinidad & Tobago) dalam satu ruangan. Hampir semua partisipan tampak bersemangat menjelang gol dan setiap detik-detik akhir menjelang peluit ditiup. Rasa gembira, menahan nafas, melompat bahkan berjingkrak-jingkrak menjadi sebuah aktivitas para suporter.

"Aku sendiri merasa tak pernah stres, tapi aku lebih sering merasa cemas," ujar suporter Inggris, Ben Fox, 32, saat Inggris gagal menjebol gawang T&T di menit-menit pertama.

"Kita seharusnya tak bergantung pada Rooney, dan itu sangat membuatku tak nyaman," tambah Fox mengomentari keputusan Errickson memasukkan Rooney di babak kedua, usai mengalami cedera di pertandingan sebelumnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Jefferson Lovell, 23, yang juga merasa kecewa dengan penampilan The Three Lions, yang menurutnya pemain Inggris terlalu banyak berharap tapi kurang bisa memberikan performance yang baik.

Tingkat Stres

Pengukuran tingkat stres fans ini dievaluasi dari detak jantung mereka, yang diambil setiap lima detik dan kemudian dirata-rata oleh komputer setiap menitnya. Selain detak jatung, pengukuran volume dan komposisi saliva, responden juga diminta mengisi kuisioner.

Selama laga awal Inggris-Paraguay Sabtu lalu, detak jantung para suporter naik rata-rata 95-100 per menit dibanding dalam keadaan normal yang hanya sekitar 70 per menit.

Hal yang sama juga didapati pada kelenjar saliva yang menunjukkan kecenderungan tingkat stres dan membuat mulut terasa kering.

Riset ini juga mengukur tingkat cortisol, hormon stress yang berhubungan dengan adreanalin, dalam kelenjar air liur.

Namun para periset tak menampik bahwa saliva partisipan juga mengandung bir, karena mereka akan menolak turut mengambil bagian dalam riset jika mereka dilarang minum bir.

Menjaga Otak Tetap Sehat

Menjaga Otak Tetap Sehat

Berusia 76 tahun, Suryatinah tentu saja sudah tergolong lansia (lanjut usia). Namun, tua baginya bukan berarti loyo dan sakit-sakitan. Lihat saja, masih bugar dan selalu giat beraktivitas.

Setiap hari, ia selalu meluangkan waktu untuk membaca apa saja. Sebulan dua kali ia mengikuti pengajian. Bahkan, ia masih telaten menyulam sembari menjaga warung makan miliknya. Di usianya yang telah senja ini, Suryatinah tinggal bersama seorang pembantu. Sang suami telah meninggal dan dua anaknya sudah berkeluarga. Mereka tinggal di rumah masing-masing.

Suryatinah adalah contoh lansia yang kesehatan otaknya terjaga. Seperti dijelaskan neurolog dari Rmah Sakit Dr Sardjito/Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), dokter Pernodjo Dahlan SpS, ciri-ciri otak sehat adalah sehat fisik dan mental, masih tetap mandiri, mempunyai harga diri, masih mampu berkreasi, masih terjaga produktivitasnya, berbahagia dalam menyongsong usia senja, dan makin bertambah ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. ''Otak yang sehat memiliki fitrah yang bersih, kedalaman ilmunya menjadikan seseorang semakin memahami kebesaran Allah, dan membuatnya semakin bertakwa kepada Allah,'' ungkap Pernodjo dalam seminar Kiat Menjaga Otak Tetap Sehat, yang diselenggarakan Klinik Memori Bagian Ilmu Penyakit Syaraf RS Dr Sardjito/FK UGM, belum lama ini.

Menurut Pernodjo, banyak 'jurus' yang bisa dilakukan untuk menjaga otak tetap sehat. Apa saja 'jurus' itu?

* Biasakan berperilaku hidup sehat. Hindari rokok, alkohol, dan stres fisik/mental. * Asupan gizi cukup dan berimbang, * Latihan meningkatkan kemampuan memori dengan selalu mengulang-ulang informasi baru untuk disimpan dalam ingatan. * Melatih memusatkan perhatian/konsentrasi dan memberikan perhatian pada hal-hal baru. * Berperan aktif dalam pekerjaan dan fungsi sosial. * Berekreasi dengan anak dan cucu. * Membuat catatan atau biografi. Ini merupakan aktivitas lansia yang paling baik dan sangat berharga. * Aktifkan otak dengan selalu belajar sampai akhir hayat.

Terapkan pola makan sehat
Banyak lansia mengeluh mudah sekali lupa. Tahukah Anda, mudah lupa merupakan gejala awal dari kepikunan (demensia). Demensia disebabkan oleh penyakit organik di otak karena degenerasi sel-sel syaraf akibat kemunduran kemampuan intelektual, gangguan memori, emosi kepribadian, dan perawatan diri. Hasil sejumlah penelitian menyimpulkan, demensia seringkali diderita oleh lansia yang telah berusia 60 tahun.

Adakah upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah demensia? Jawabnya, ada. Dan alangkah baiknya, Anda mempraktikkannya. Menurut Tri Sumasti Rahayuningsih SGiz, ahli gizi dari RS Dr Sardjito/FK UGM, ada beberapa langkah sehat dan tepat untuk mencegah demensia, yaitu: menerapkan pola makan sehat seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup. Jauhkan diri dari rokok dan pencemaran udara. Kurangi paparan sinar matahari.

Dalam kaitan dengan pola makan sehat, Tri menyarankan untuk mengurangi lemak, gula, dan garam.
Sebaliknya, perbanyak konsumi buah dan sayuran segar. ''Jangan lupa konsumsi antioksidan secara teratur,'' saran Tri.

Antioksidan adalah unsur-unsur penting untuk menangkal radikal bebas, penyebab penuaan, dan timbulnya penyakit di usia tua. Antioksidan bisa kita dapatkan pada sejumlah vitamin (A, C, dan E) dan mineral (zink, selenium). Secara lebih rinci, Tri menyebut sejumlah bahan pangan yang merupakan sumber beberapa jenis vitamin dan mineral penting itu.

* Sumber vitamin A:
Hati, kuning telur, susu, mentega, sayuran berwarna hijau (daun singkong, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis), wortel, tomat, pepaya, dan mangga).
* Sumber vitamin E:
Minyak tumbuh-tumbuhan, daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan.
* Sumber vitamin C:
Hanya terdapat pada bahan pangan nabati yaitu sayuran dan buah-buahan seperti: kol, jeruk, nanas, rambutan, pepaya, tomat.
* Sumber zink:
Protein hewani, daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, dan kacang-kacangan.
* Sumber selenium:
Makanan laut, hati, ginjal, dan daging.

Migrain dan Kerusakan Otak

Migrain dan Kerusakan Otak

Perempuan lebih rentan terkena migrain

Jangan anggap remeh gejala sakit kepala sebelah atau yang lazim disebut migrain.
Ketika seseorang merasakan gejala ini maka orang tersebut dimungkinkan juga menderita sebagian kerusakan otak. Hal ini disimpulkan oleh para pakar kesehatan di University of Rocherster, New York, Amerika Serikat yang bekerja sama dengan satu tim dari industri farmasi Denmark, Novo Nordisk.

Seperti yang disampaikan para peneliti dalam jurnal Nature Neuroscience pekan lalu, kerusakan otak pada penderita migrain terjadi karena sel-sel otak menggembung dan menjadi 'haus' akan oksigen. Temuan ini juga bisa membantu menjelaskan mengapa penderita migrain memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang stroke, kata peneliti Ahad (29/4). Bahkan, ungkap peneliti, kerusakan otak yang disebabkan migrain setara dengan kerusakan otak akibat gegar otak dan kondisi pascastroke.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para pakar kesehatan ini menyimpulkan bahwa penderita sakit kepala sebelah tak boleh sekadar mengonsumsi penghilang rasa sakit untuk mengatasi migrain. Tetapi, mereka sebaiknya meminum obat yang bisa mencegah kambuhnya migrain. Gejala migrain ini seringkali diawali oleh 'aura', yaitu serangkaian gangguan pandangan berupa kilatan cahaya atau bintik-bintik hitam.

Untuk membantu mengurangi kerusakan otak, pemberian oksigen diyakini bisa membantu penderita menghindari hal tersebut, ungkap Takahiro Takano, Maiken Nedergaard, dan rekan mereka di University of Rocherster di New York. Mereka menyatakan, pada penderita migrain dan sejumlah pasien sakit kepala kadangkala dirawat dengan oksigen bertekanan tinggi. Ini dilakukan untuk membantu pasien yang sel-sel otaknya mengalami pembengkakan dan 'haus' oksigen.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengkaji suatu proses yang disebut dengan cortical spreading depression (CSD). Penjelasan sederhana dari CSD adalah suatu gelombang perubahan yang terjadi pada sel-sel otak dan berkaitan dengan migrain, stroke, dan trauma kepala. Untuk mengkaji perubahan gelombang sel-sel otak tersebut mereka meneliti otak tikus hidup dengan menggunakan two-photon microscopic dan sensor oksigen mikroelectroda.

Hasilnya, mereka melihat terjadinya pembengkakan pada sel-sel otak yang kekurangan oksigen. Kemudian, sel-sel syaraf rusak, terutama pada bagian dendrites dengan jaringan tipis dan panjang yang membentang dari satu sel syaraf ke sel syaraf lain.

''Penelitian ini mungkin memiliki dampak klinis langsung seperti halnya beberapa penelitian sebelumnya yang mendukung pendapat bahwa cortical spreading depression (CDS) merupakan syaraf dasar yang berhubungan dengan migrain dan 'auranya'. Dan, gelombang spontan dari CSD mungkin saja memberi sumbangan berarti terhadap terjadinya luka pada stroke dan luka otak traumatis,'' tulis para peneliti tersebut.

28 juta penderita
Migrain bukan penyakit yang boleh dianggap enteng. Penyakit ini menyerang syaraf di kepala yang menyebabkan sakit kepala parah yang membuat orang jadi lemah. Di Amerika Serikat saja, penyakit ini menyerang sekitar 28 juta penduduk di
sana.

Penyakit ini juga berkaitan erat dengan penyakit-penyakit lainnya. Berdasarkan dua penelitian terdahulu -- termasuk satu studi yang disiarkan pekan lalu dalam Archives in Internal Medicine, memperlihatkan bahwa orang yang menderita sakit kepala sebelah lebih mungkin untuk terserang sakit jantung. Selain itu, suatu studi pada tahun 2004 yang ditulis dalam British Journal menyimpulkan bahwa penderita migrain dua kali lebih mungkin untuk mengalami stroke dibandingkan dengan orang yang tidak menderita sakit kepala sebelah.

Kesimpulan lain yang menarik adalah jenis kelamin ternyata memiliki pengaruh signifikan terhadap penyakit ini. Disebutkan, perempuan lebih mungkin untuk terserang rasa sakit kepala sebelah ini. Namun, tidak dijelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Untuk mengatasi rasa nyeri pada kepala ini, obat-obatan yang dikonsumsi sering kali tidak memiliki dampak berarti bagi penderita migrain. Namun, mengonkumsi beberapa jenis obat yang disebut triptans -- yang juga dikenal sebagai serotonin agonists dan obat ergotamine -- dapat digunakan untuk mencegah dampak terburuk. Khususnya, jika pasien menderita gejala sakit kepala sebelah untuk pertama kalinya.

Giving the mice rich doses of oxygen seemed to shorten the duration of the wave of brain effects seen in CSD, the researchers said. They noted that migraine and cluster headache patients are sometimes treated with high-pressure oxygen. Dari hasil penelitian dengan menggunakan tikus, diketahui pula bahwa memberikan oksigen dengan dosis yang cukup besar bisa memperpendek durasi efek gelombang pada otak. Ini terlihat dari hasil kajian CSD, ungkap para peneliti.

Mengenai permanen atau tidaknya penyakit ini, para peneliti belum bisa memastikan. Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dampak yang muncul karena sakit kepala sebelah itu bersifat permanen. Kesimpulan lainnya, tidak terlihat adanya perbedaan atau pengaruh dalam hal ingatan dan dampak kognitif lain pada pasien migrain. n ant

Ihktisar:
- , Kerusakan otak pada penderita migrain terjadi karena sel-sel otak menggembung dan menjadi 'haus' akan oksigen.
- Kerusakan otak yang disebabkan migrain setara dengan kerusakan otak akibat gegar otak dan kondisi pascastroke.
- Gejala migrain ini seringkali diawali oleh 'aura', yaitu serangkaian gangguan pandangan berupa kilatan cahaya atau bintik-bintik hitam.

Gender Dalam Keluarga

Gender Dalam Keluarga

Pada 5 tahun pertama dalam kehidupan seorang anak, pembentukan identitas gender menjadi sangat penting karena tahap itu adalah tahap ketika seorang anak akan mengolah informasi yang didapatnya dengan optimal dan merubahnya menjadi debuah skema yang akan diterapkan dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Pembentukan gender yang dimaksud adalah pembentukan gender sesuai dengan kebudayaan dimana anak tersebut tinggal. Hal tersebut perlu dilakukan agar anak tersebut kelak dapat diterima di lingkungannya dengan baik. Namun, dalam proses sosialisasi peran gender tersebut, perlu pula ditekankan bahwa gender bukan merupakan kodrat yang mutlak tidak dapat diubah, gender adalah sesuatu yang bisa dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan.

Sewaktu kecil, seingat saya, saya tidak merasa harus menjadi feminin hanya karena saya adalah seorang anak perempuan. Saya pun tidak merasa saya harus maskulin. Saya merasa tidak terbebani dengan maskulinitas dan feminitas. Saya harus berbuat benar karena memang itulah yang harus dilakukan oleh seorang anak, terlepas dari dia laki-laki atau perempuan. Saya boleh menangis ketika kesakitan atau bersedih, namun tentunya dalam batasan wajar, tidak terlalu lama dan berlebihan. Saya bisa bermain apa saja tanpa pengecualian. Saya bebas mencita-citakan profesi apapun yang saya inginkan. Saya dapat bermain dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan jenis kelamin teman bermain saya.

Setalah semakin dewasa tentunya saya melihat, merekam, dan memahami berbagai pengalaman yang saya dapat sendiri maupun dari orang lain mengenai gender. Hal tersebut semakin meyakinkan saya bahwa sejak kecil memang saya tidak hidup di lingkungan yang bias gender, sehingga membuat saya bisa menjadi orang yang tidak bias gender dalam hidup. Kalaupun sekarang saya merasa saya cenderung dominan feminin, itu bukan karena lingkungan saya yang mengharuskan, namun karena saya yang memilihnya. Dan tingginya feminitas saya tidak membuat saya tidak berusaha konform dengan maskulintas. Saya masih berkeyakinan bahwa menjadi mandiri, tegas, berani dan memiliki kemampuan itu penting. Saya pun merasa bahwa hal itu akan membawa keuntungan bagi saya selama saya dapan mengkombinasikan feminitas dan maskulinitas saya dengan baik sesuai dengan porsinya.

Berdasarkan pengamatan saya, dalam masyarakat Indonesia sudah terlihat adanya gejala kohabitasi. Hal ini dapat kita lihat dalam tayangan-tayangan televisi yang dengan terang-terangan menayangkan kehidupan para artis yang tinggal serumah tanpa menikah, dan bahkan dengan bangga mengatakan mereka mempunyai anak di luar pernikahan. Misalnya, sebut saja artis bernama Andy Soraya yang tinggal serumah dengan Steve Immanuel tanpa menikah. Mereka bahkan juga mempunyai seorang anak hasil hubungan mereka. Mereka bahkan mengaku tidak akan menikah karena menurut mereka pernikahan hanya akan membawa mereka ke dalam situasi yang sifatnya mengekang dan hal itu tentu tidak menyenangkan bagi mereka. Mereka berkeyakinan bahwa mereka akan lebih bahagia jika mereka bisa saling memberi tanpa perlu adanya pengorbanan.

Contoh lain, misalnya kehidupan mahasiswa di kampus-kampus tertentu. Laki-laki dan perempuan tinggal dalam satu kamar kost. Di kampus-kampus tertentu hal ini sudah menjadi rahasia umum. Mereka tidak merasa membutuhkan suatu komitmen lebih lanjut, dalam hal ini pernikahan, karena tanpa komitmen itu pun mereka bisa hidup senang tanpa memikirkan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

Dalam kohabitasi yang terjadi pada contoh-contoh kasus di atas, perilaku gender memang tidak terlalu terkesan kaku. Pasangan-pasangan tersebut tidak begitu mempersoalkan perbedaan peran antara mereka sebagai laki-laki dan perempuan. Dalam artian, mereka dapat saja dengan mudah bertukar peran antara laki-laki dan perempuan ketika memang hal itu diperlukan. Hal ini dapat jelas ketika kita melihat perilaku gender pada pasangan kohabitasi yang sudah mempunyai anak. Dalam kasus diatas, pada pasangan Andy Soraya dan Steve Immanuel, mereka sangat toleran dalam perilaku gender mereka sehari-hari. Steve Immanuel mengaku tidak keberatan jika dia memang harus mengurus anak mereka sewaktu Andy Soraya bekerja. Pola komunikasi gender yang fleksibel juga ditunjukkan oleh pasangan kohabitasi yang tidak mempunyai anak, meskipun tidak terlalu jelas. Dalam hubungan mereka, mereka tidak menganut azas patriarkhi yang biasanya dianut oleh kebanyakan pasangan menikah di Indonesia. Kecenderungan terjalinnya pola komunikasi gender yang fleksibel ini mungkin dikarenakan pasangan-pasangan yang memutuskan untuk berkohabitasi adalah pasangan-pasangan merasa modern dan menganggap aturan-aturan hanya akan menyusahkan mereka, sehingga dalam berkomunikasi gender pun mereka tidak terlalu ambil pusing dengan standar-standar perilaku sesuai dengan jenis kelamin yang dibentuk oleh masyarakat dan bahkan oleh agama.

Saya menggolongkan diri saya mempunyai ego boundaries yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan tempat saya tinggal. Dengan ego boundaries yang dapat menyesuaikan lingkungan itulah saya dapat lebih mudah dalam berkomunikasi gender. Saya merasa mampu memilah dan memilih sikap, cara berbicara, isi pembicaraan tergantung siapa lawan bicara saya dan suasana yang mendukung berlangsungnya komunikasi.

Misalnya ketika saya harus berbicara dengan orang yang sedang terlihat murng, maka saya merasa harus lebih hati-hati dalam berbicara, menggunakan suara yang lembut, bersikap hangat, dan menyejukkan. Namun ketika saya berbicara dengan sahabat saya yang sudah saya kenal dengan sangat dekat, mungkin saya tidak merasa harus selembut dan sehati-hati seperti saya sedang berbicara dengan orang yang sedang murung tadi. Saya akan merasa lebih nyaman untuk bercanda dan berbicara dengan santai. Dan cara berkomunikasi pun akan lain jika saya berbicara dengan orang yang lebih tua daripada saya. Saya akan menggunakan bahasa yang sopan, ramah, menunjukkan penghargaan saya terhadap beliau tanpa bersikap berlebihan.

Perempuan, Aborsi dan Patriarki

Perempuan, Aborsi dan Patriarki

Benarkah persoalan yang dihadapi perempuan yang hendak melakukan aborsi begitu sederhana seperti yang tercermin dalam berbagai argumentasi kelompok pro-life dan pro-choice?

Kiranya dengan menonton film If These Walls Could Talk 1 (1996), kita akan sadar, perempuan yang hendak melakukan aborsi atau perempuan dokter yang membantu melakukan aborsi tidak bisa begitu saja memilih salah satu norma moral tersebut.

Dalam film yang terdiri dari tiga film pendek (total durasi 97 menit) karya feminis kontemporer Amerika: Pamela Wallace, Nancy Savoca, Susan Manus, dan Marlane King, dituturkan argumentasi tiga perempuan Amerika dari tiga zaman yang berbeda untuk meneruskan atau mengaborsi kehamilan yang tak mereka rencanakan.

Syahdan, di Amerika tahun 1952 ketika aborsi masih terlarang secara hukum, janda muda Claire Donelly (Demi Moore) bekerja sebagai perawat, hidup pas-pasan. Dia sangat disayang keluarga almarhum suaminya. Dalam situasi yang sulit dijelaskan, Claire melakukan hubungan seksual dengan adik almarhum suaminya dan hamil. Tak mungkin dia menjelaskan kehamilan itu kepada mertuanya. Tak juga kepada koleganya, kecuali kepada pria dokter separuh baya yang—karena patuh pada hukum—tak bersedia mengaborsi kandungan Claire.

Menggugurkan kandungan

Dua kali Claire ingin menggugurkan kandungannya, yaitu dengan meminum obat antimigren yang terlarang bagi perempuan hamil dan menusukkan alat sulam ke rahimnya lewat vagina. Gagal. Akhirnya, Claire mendapatkan orang yang mau mengaborsi dengan bayaran tak murah, tetapi itu aborsi tak aman. Tak ada aborsi aman di negara yang melarang aborsi. Claire mengalami perdarahan parah.

Film kedua—Amerika tahun 1974—berkisah tentang Barbara Barrows (Sissy Spacek): perempuan setengah baya, beranak empat dan bersuamikan polisi. Suatu hari Barbara yang setelah anak-anaknya besar dapat melanjutkan kuliahnya lagi mendapati dirinya hamil.

Dia sadar, bila kehamilan ini dilanjutkan, dia akan menghadapi pilihan sulit, yaitu suaminya tak mungkin mengajukan pensiun dini dan Linda (anak pertamanya) hanya akan bisa sekolah di college negeri atau dia sendiri harus berhenti kuliah. Padahal, bisa kuliah lagi merupakan déjà vu mimpinya.

Kepada suaminya dan Linda, Barbara hanya bisa bilang, �Aku tak tahu apakah mengaborsi atau melanjutkan kehamilan anak kelima ini merupakan keputusan yang benar.� Barbara, memang, batal melakukan aborsi, tetapi bisa dipastikan dia juga berhenti kuliah demi Linda dan suaminya.

Film ketiga Amerika tahun 1996 berkisah tentang Christine (Anne Heche) yang hamil karena selingkuh dengan dosennya yang sudah beranak-istri. Sebagai orang Irlandia totok dan Katolik saleh, Christine berpandangan pro-life: anti-aborsi. Namun, Christine tak mungkin menjelaskan kehamilannya kepada orangtuanya karena hanya akan membuat orangtuanya patah hati; tak mungkin juga menuntut sang dosen menikahinya. Sang dosen lebih suka memberinya uang ketimbang mendengarkan berbagai persoalan yang dihadapi Christine. Singkat cerita, Christine tergerak melakukan aborsi.

Dokter Beth Thompson (Cher) yang mengaborsi kandungannya bilang, Aku mau membantu melakukan aborsi karena tahu bagaimana aborsi dilakukan ketika secara hukum masih dilarang. Juga karena perempuan yang baru kubantu aborsi selalu bilang tak tahu apa yang akan terjadi bila tidak melakukan aborsi.

Saya kira Barbara, Christine, dan dokter Thompson adalah para perempuan yang menganggap aborsi harus dilakukan bukan karena mereka setuju dengan argumentasi pro-choice. Barbara bahkan tak peduli apakah mengaborsi atau meneruskan kehamilan anak kelima itu tindakan yang secara moral benar. Christine yang awalnya berpandangan pro-life terpaksa menunda keyakinan moralnya dan melakukan aborsi.

Dokter Thompson yang berangkat dari situasi nyata pasien juga menunda argumentasi pro-life dan pro-choice serta menunjukkan persoalan utama adalah sulitnya pasien menjelaskan kehamilan mereka dalam masyarakat patriarki.

Membela/memberdayakan korban patriarki dan meruntuhkan patriarki tak bisa dilakukan dalam satu paket. Pembelaan/pemberdayaan adalah tindakan pragmatis, harus segera dilakukan. Sementara meruntuhkan patriarki adalah perjuangan ideal.

Pascamoralitas

Film ini dibuka dengan pernyataan seorang perempuan, Ketahuilah sayang, kalau pria bisa hamil, aborsi akan dijadikan sakramen. Dengan kata lain, patriarki yang sudah berjaya ribuan tahun akan menggunakan berbagai cara untuk melestarikan kekuasaannya.

Situasi nyata (kejam dan bebalnya patriarki) membuat ketiga perempuan itu memilih posisi pascamoralitas. Mereka tidak mengabaikan moralitas, tetapi membuat keputusan dengan cara menunda norma moral pro-life dan pro-choice.

Richard Rorty seorang postmodern, tetapi lebih suka menyebut diri seorang pragmatis melukiskan tindakan pascamoralitas sebagai tindakan liberal-ironis (lihat Contingency, Irony and Solidarity, Cambridge Univ Press, 1989).

Disebut liberal karena yakin bahwa setiap individu harus memiliki the right to privacy agar dapat menjadi dirinya sendiri dan tidak memaksakan keyakinan pribadinya kepada orang lain. Namun, juga disebut ironis, karena juga yakin setiap argumentasi moral (termasuk the right to privacy) adalah hasil konstruksi sosial melalui bahasa manusia dan karenanya bersifat contingent (kebetulan, tidak mutlak).

Kasus nyata

Dalam kasus nyata penderitaan, liberal-ironis adalah seorang yang yakin dirinya tak dapat lagi berpegang teguh pada norma moral apa pun ketika harus membuat keputusan mengakhiri penderitaan itu. Hal ini hanya akan menghasilkan manusia fundamentalis dan ideologis yang lupa norma moral adalah buatan manusia dalam bahasa manusia yang contingent.

Orang-orang seperti ini hanya membela norma moral yang dianutnya, bukan membela orang yang sedang menderita. Alih-alih menghentikan kekerasan, mereka malah meradikalkannya. Begitu juga dalam hal aborsi, seseorang harus bertindak seperti Barbara, Christine, dan dokter Thompson yang berangkat dari kasus konkret, bukan dari norma moral pro-life atau pro-choice yang diyakini.

Debat antara pro-life atau pro-choice memang sangat mencerdaskan dan penting bagi kelanjutan diskursus moral dan filsafat umumnya, tetapi sulit diterapkan dalam kebanyakan kasus konkret karena keduanya tak memperhitungkan situasi konkret individu perempuan dalam masyarakat patriarki.

Mengapa Lansia Sering Tiba-tiba Roboh

Mengapa Lansia Sering Tiba-tiba Roboh

Roboh atau tiba-tiba jatuh merupakan penyakit yang sering terjadi dan dikeluhkan oleh para orang tua lanjut usia. Mereka tidak sadar bahwa hal itu tiba-tiba saja datang tanpa merasakan gejala sebelumnya.


Menurut dr. Probosuseno dari Subbagian Geriatri/SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Sardjito/FK UGM, roboh (fall) merupakan suatu masalah yang sering terjadi pada lanjut usia (lansia). Biasanya lansia yang roboh itu terjerembab (tergeletak di tanah atau pada tingkat yang lebih rendah) secara tidak disengaja.

Survei komunitas melaporkan, sekitar 30 persen lansia di atas 65 tahun pernah mengalami roboh setiap tahunnya dan separuhnya pernah roboh lebih dari sekali. Bahkan pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50 persen pernah mengalami roboh. ''Walaupun tidak semua kejadian roboh mengakibatkan luka atau memerlukan perawatan, tetapi kejadian luka akibat roboh pun juga meningkat terutama pada usia di atas 85 tahun,'' ungkapnya.

Pada lansia yang roboh, sekitar lima persennya mengalami patah tulang, sekitar satu persen patah tulang paha, dan 5-11 persen mengalami luka berat. Luka merupakan penyebab kematian nomor lima pada lansia dan sebagian besar luka akibat roboh.
Di Amerika Serikat roboh merupakan penyebab kematian lansia kedua di tahun 1994. Kematian akibat roboh pada populasi lansia sekitar 75 persen, sedangkan pada populasi umum sebesar 12 persen.


Berbagai faktor risiko roboh pada lansia:

-

Faktor host (diri lansia).
Faktor-faktor yang menyebabkan roboh sangat komplek dan tergantung kondisi penderita/lansia. Di antaranya adanya disability, penyakit yang sedang diderita; perubahan-perubahan akibat proses penuaan (penurunan pendengaran, penurunan visus, penurunan mental, penurunan fungsi indra yang lain, lambatnya pergerakan, hidup sendiri) dan neuropati perifer. Neuropati perifer dapat dinilai dengan tes berdiri satu kaki selama 10 detik, bila gagal dalam tiga kali tes, sangat mungkin terdapat neuropati. Kondisi sakit, panas badan atau meningkatnya angka lekosit dan limfosit serta hemoglobin yang rendah juga meningkatkan risiko terjadinya roboh.

Menurut Probo, beberapa disability di antaranya, kelemahan paha, artritis, penyakit parkinson, kelemahan badan secara umum, gangguan keseimbangan dan gangguan berjalan, gangguan neuromuskular atau muskuloskeletal. Bila terdapat tiga disability, maka risiko roboh 100 persen, sedangkan tanpa disability mempunyai risiko roboh sekitar 12 persen per tahun.

-

Faktor aktivitas
Laki-laki dengan mobilitas tinggi, postur yang tidak stabil, mempunyai risiko roboh sebesar 4,5 kali dibandingkan dengan yang tidak aktif atau aktif, tetapi dengan postur yang stabil. Penelitian selama setahun terhadap 4.862 penderita yang dirawat di rumah sakit atau panti jompo, didapatkan penderita dengan risiko roboh paling tinggi adalah penderita aktif, dengan sedikit gangguan keseimbangan.

-

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, terutama yang belum dikenal mempunyai risiko terhadap roboh 22 persen. Roboh pada lingkungan yang sudah dikenal, (misalnya di rumah), lebih banyak disebabkan oleh faktor host (dirinya). Faktor lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang, benda-benda di lantai (seperti tersandung karpet), peralatan rumah yang tidak stabil, tangga tanpa pagar, tempat tidur atau toilet yang terlalu rendah.

-

Faktor obat-obatan
Jumlah obat yang diminum merupakan faktor yang bermakna terhadap penderita. Empat obat atau lebih meningkatkan risiko jatuh. Roboh akibat terapi obat dinamakan roboh iatrogenik. Obat-obatan yang meningkatkan risiko jatuh, di antaranya obat golongan sedatif dan hip notik yang dapat mengganggu stabilitas postur tubuh, yang mengakibatkan efek samping menyerupai sindroma parkinson.

Obat-obatan lain yang menyebabkan hipotensi, hipoglikemi, mengganggu vestibular, menyebabkan neuropati hipotermi dan menyebabkan kebingungan. Transquilizer mayor (misalnya phenothiazine), antidepresan trisiklik, barbiturat, dan benzodiazepin kerja panjang juga meningkatkan risiko roboh.

Upaya pencegahan
Mencegah roboh pada lansia ada beberapa hal antara lain:

-

mengindentifikasi faktor risiko, penilaian keseimbangan, gaya berjalan serta mengatasi faktor lingkungan, diberikan latihan fleksibilitas gerakan, koordinasi keseimbangan.

-

Anggota keluarga dianjurkan agar mengunjungi penderita secara rutin, mengamati kemampuan dan keseimbangan jalan, berjalan bersama, dan membantu stabilitas.

-

Memperbaiki kondisi lingkungan yang dianggap tidak aman, misalnya pindahkan benda berbahaya, peralatan rumah dibuat yang aman (stabil, ketinggian disesuaikan, dibuat pegangan pada meja dan tangga).

-

Menanggapi adanya keluhan pusing, lemas atau penyakit yang baru. Jika keadaan lemah atau lemas tunda kegiatan jalan sampai kondisi memungkinkan. Pelan-pelan jika merubah posisi. Jika perlu pakai kaos kaki.

Selanjutnya Probo menjelaskan, terapi untuk roboh atau luka akibat roboh sama seperti perawatan luka pada umumnya. Hindari immobilisasi, saat akut obat-obatan dikurangi, pasien tidak aktif, disediakan pembantu, dan jika diperlukan physical therapist. Gangguan psikologis dan fungsional akibat roboh (seperti rasa takut roboh, penurunan aktivitas, penurunan percaya diri) lebih sulit diterapi.

Asesmen dan program rehabilitasi multidisipliner dapat memperbaiki rasa percaya diri penderita untuk mencapai aktivitas harian yang lebih baik. Di samping itu juga mengurangi rasa takut roboh dan meningkatkan aktivitas harian sampai mencapai level normal dan mengurangi faktor risiko secara aktif untuk mencegah trauma ulang.
Keberhasilan penyembuhan berhubungan dengan dukungan sosial.