Thursday, May 14, 2009

Keunikan Pribadi: Gordon Allport


A. Struktur dan Dinamika Kepribadian

Definisi Kepribadian:

Organisasi dinamis dalam seseorang yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan keunikan penyesuaian dirinya dengan lingkungan.

Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait.

Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati menyadari istilah karakter dan temperamen.

  • Karakter (watak) adalah segi kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai memiliki karakter baik atau buruk.
  • Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis atau fisik. Dalam hal ini hereditas memainkan peranan penting dan bersama intelegensi dan fisik membentik kepribadian.

Sifat-sifat dan Disposisi-disposisi Personal :

Sifat adalah Kecenderenungan untuk berespons dengan cara tertentu ; tendensi neuropsiki. Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan melainkan kenyataan objektif. Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi nominal.

2 pembedaan sifat :

  • Sifat umum : ciri-ciri (sifat) yang terdapat pada banyak orang.
  • Disposisi Personal: keunikan-kekhususan (sifat) pada individu

Contoh :

Dalam sebuah kelompok ada 20 orang menunjukkan sifat keagresifan (common trait). Tapi kita tidak bisa mengtakan 20 orang itu menunjukkan/mewujudkan keagresifannya lewat jalan yang sama. Mungkin ada yang asertif dan kompetitif, sarkastic dan bermusuhan, dan mungkin lewat kekerasan fisik. Personal deposisi dapat disebut sebagai sub kategori atau jalan khusus sifat terwujud.

Sifat tidak hanya membimbing suatu tingkah laku tapi juga memulai tingkah laku dan dalam beberapa hal memerankan peran memotivasi yang penting.

Contoh :

Seseorang yang punya sifat ramah/suka bergaul, tidak suka duduk sendiri di rumah menunggu orang lain menghubunginya. Dia akan mencari teman-temannya.

Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai motivator murni tingkah laku beberapa dorongan baik internal maupun eksternal yang mendahului tindakan.

Contoh :

Jika seseorang suka pergi ke disko, secara umum dia orang yang suka bergaul tapi ada tingkah laku khusus bahwa dia suka mendengarkan musik.

Disposisi Pokok, Disposisi Sentral dan Disposisi Sekunder

  • Disposisi Pokok :Sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan pada setiap individu.

Contoh :

Orang Narcistik adalah orang yang memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada kebutuhan dan ketertarukannya.

  • Disposisi Sentral: Kecenderungan karakter yang kuat (khas) pada seseorang.

Contoh:

Mungkin kita menggambarkan karya Shakespeare (Hamlet) introspektif, obsesif, melankolis, dramatik.

  • Disposisi Sekunder: Berfungsi terbatas, kurang menentukan dalam deskripsi kepribadian dan lebih terpusat pad respon yangt dicocokinya.

Contoh:

Seseorang yang menyenangkan, mungkin meledak marah ketika seseorang menghina kelompoknya.

Dua kekhususan teori Allport adalah penolakannya pada masa lalu yang mengambil bagian penting dalam motivasi dan ketegasannya dalam proses kognitif seperti intensi, perencanaan pada motivasi orang dewasa. Apa yang dilakukan oleh individu adalah kunci petunjuk yang penting tentang bagaimana orang bertingkah laku sekarang. Allport mencari ke masa depan apa yang diharapkan oleh individu.

Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe

Keempat hal tersebut merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .

  • Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada stimulus tertentu, kurang evaluatif.

Contoh: Huming ketika mendengarkan musik, membaca dengan bersuara.

  • Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.

Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau makanan tertentu.

  • Tipe: Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan (sifat)keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan perbuatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan.

Proprium

Proprium adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego sebagai sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak lahir melainkan berkembang karena perkembangan individu. Allport menghindari ego sebagai penggerak utama kepribadian.

Otonomi Fungsioanal

Otonomi fungsional memandang motivasi dewasa bermacam-macam, sistem self sustaining, pertumbuhan sistem antecedent, tapi secara fungsional tak terkait. Otonomi fungsional juga pendorong dan pembentukan perilaku masa kini dan lepas lepas dari masa lalu. Apa yang dilakukannya semata-mata dikhususkan begitu saja demi tujuan berbeda dari semula.

Contoh:

Seorang pemburu tetap saja kan memburu meskipun tidak ada nilai instrumentalnya (semata-mata senang berburu)

  • Perseverative Otonomi Fungsional : meliputi bentuk-bentuk kecanduan,mekanisme sirkular, perbuatan yang diulang-ulang atau secara rutin. Orang dewasa yang sehat ditandai dengan serangkaian sifat yang teratur dan kongruen yang berfungsi sebagaian besar secara rasional dan sadar. Maka untuk memahami orang dewasa maka harus memahami maksud dan aspirasi mereka.

Contoh :

Tindakan seorang anak yang mengoceh berulang-ulang, tugas yang belum selesai mendapat interupsi dan cenderung diingat dari pada tugas yang selesai.

  • Propriate Otonomi Fungsional : meliputi minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai, sentimen-sentimen, motif-motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri dan gaya hidup. Manusia selalu dalam proeses untuk menjadi lebih integral dan daya penyatiu yang paling penting adalah propriate function, dimana usaha mengejar tujuan yang membentuk kepribadian.

Contoh:

Seseorang yang ingin menjadi dokter bukanlah merupakan sifat bawaan atau karena diperlukan tapi belajar untuk hidup.

B. Perkembangan Kepribadian

Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam Perkembangan Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:

  1. 0-3 tahun :

Pembanguanan keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimanan\ anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.

  1. 4-6 tahun:

Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribbadiannya kelak.

  1. 6-12 tahun:

Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.

  1. Remaja

Propriate striving, pembanguanan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes,distant goals.Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau dewasa?”

Kedewasaan

Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.

Kualitas Kepribadian yang matang sebagai berikut:

  1. Ekstensi sense of self

Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.

Contoh : terlibat dalam kegiatan masyarakat (senat, karang taruna, partai politik,dll)

Kemampuan diri dan minat-minatnya denga orang lain beserta minat mereka.

Contoh: Saya yang punya minat dalam olah raga juga mengenali minat oprang lain yang sama atau pun berbeda.

Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

contoh: Keinginan jadi dokter, membuat perencanaan strudi dan membayangkan apa yang mau dilakuakn setelah jadi dokter.

  1. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain

Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)

  1. Penerimaan diri

Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

  1. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan

Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

  1. Objektifikasi diri: insight dan humor

Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

  1. Filsafat Hidup

Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.

Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

C. Beberapa catatan mengenai Teori Allport

Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.

Pustaka Utama

Lindzey,Gardner and Hall, Calvin, Introduction to Theories of Personalitry,New York: John Wiley & Sons, Inc., 1985


Sunday, May 3, 2009

Teori perls

Teori perls

Fritz Perls (1893-1970), seorang ahli psikoanalisa asal Afrika Selatan yang mengalami reorientasi aliran psikologi karena kekecewaannya dengan Freud. Perls menjadi seorang tokoh yang hebat dari suatu bentuk terapi Gestalt dan filsafat tentang kodrat manusia yang dipraktekkan dalam kehidupannya sendiri. Menurut Martin Shepard, seorang psikiater dan pengikut terapi Gestalt, Perls digambarkan sebagai seekor binatang yang sempurna -bukan dalam arti rendah tetapi dalam arti yang tinggi. Dia dapat menjijikkan atau lucu, kasar atau halus, cabul atau penuh kasih, kikir atau boros, dan dia sama sekali tidak berusaha menyembunyikannya. Bahkan Shepard mendiskripsikan Perls ketika berusia 70-an tahun secara fisik yaitu seorang perokok, rambut panjang dan kepala botak, berjanggut lebat terurai, mata berkilauan, berpakaian lompat, berkemeja cossack, berkalung manik-manik dengan suara yang sangat keras. Perls adalah seorang individu yang memiliki kecakapan luarbiasa, kuat, dinamis, sensitif, dan intuitif dalam interaksi - interaksi klinisnya. Karya Perls sangat berpengaruh dalam gerakan potensi manusia (pertumbuhan manusia) di Amerika Serikat.

Gaya hidup dan penampilan Perls ini dapat menjelaskan daya tariknya karena hal itu sesuai dengan keadaan jiwa dari akhir tahun 60an dan awal 70an, Perls juga ingin menunjukkan bagaimana ia hidup “disini dan kini”, bebas untuk menjadi dirinya sendiri.

Pendekatan Perls terhadap kepribadian merupakan suatu bentuk terapi bukan teori tentang kodrat kepribadian. Namun demikian, setiap bentuk terapi berdasarkan suatu teori bagaimana kepribadian itu berfungsi. Terapi Perls sangat dekat dengan teori psikologi aliran Gestalt yang berarti kebulatan atau keparipurnaan. Psikologi Gestalt percaya bahwa persepsi kita ada sangkut pautnya dengan keseluruhan atau pola-pola yang terorganisasi. Setiap organisme cenderung mengarah kepada kebulatan atau keparipurnaan. Segala sesuatu yang mencegah atau mengacaukan Gestalt ini membahayakan organisme dan menimbulkan apa yang disebut Perls sebagai situasi yang belum selesai (unfinished situation). Situasi itulah yang akan menimbulkan ketidakseimbangan dan mempengaruhi terjadinya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri.

Berbeda dengan Freud yang menyatakan bahwa manusia didorong oleh bermacam-mcam instink. Perls megemukakan bahwa situasi - situasi yang belum selesai itulah yang menjadi dorongan dalam diri manusia. Jika manusia mengalami ketidakseimbangan, maka ia akan terdorong untuk memperbaikinya. Gestalt - gestalt yang tidak sempurna akan disusun secara teratur berdasar tingkat kepentingan. Situasi yang sangat urgen menjadi pengontrol dan pengatur yang dominan terhadap pikiran, dan tingkah laku sampai situasi itu dipuaskan. Peraturan terhadap diri sendiri versus peraturan dari luar merupakan salah satu segi penting untuk menyelesaikan situasi yang belum paripurna.

Menurut Perls, orang - orang yang sehat adalah orang yang dapat mengatur dirinya sendiri, tanpa adanya campur tangan dari pihak luar seperti kebutuhan atau tuntutan orang lain maupun peraturan undang - undang. Dengan demikian hanya kesadaran dirilah yang dapat menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang sehat. Perls percaya bahwa terlalu banyak orang yang diajarkan oleh orang tua dan kebudayaan untuk mengekang impuls -impulsnya sehingga mereka takut untuk mengungkapkannya. Padahal untuk mencapai kesadaran diri, orang harus mengenal dan menerima impuls - impuls dan hasrat - hasratnya sendiri. Impuls - impuls yang dikekang tersebut tidak begitu saja hilang melainkan dapat menjelma menjadi cara - cara lain (misalnya sifat agresif yang terhalang dapat menjelma berupa gerenyet urat syaraf) ataupun diproyeksikan kepada orang lain (misalnya menuduh orang lain yang agresif).

Segi lain dari pendekatan Perls terhadap kepribadian ialah fokus pada masa sekarang sebagai satu - satunya kenyataan. Orang yang hidup seolah - olah masa lampau ada dalam diri mereka (watak retrospektif) atau seolah - olah masa depan telah ada sekarang (watak prospektif) merupakan orang yang memiliki kepribadian yang tidak seimbang karena tidak riil dengan mengorbankan waktu sekarang untuk waktu yang tidak ada. Meskipun demikian Perls tidak menyarankan kita untuk membuang semua ingatan tentang masa lalu kita ataupun pandangan kita akan masa depan. Masa lalu yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman dapat membantu kita untuk menyesuaikan diri dengan masa sekarang, demikian juga kita harus menyelesaikan situasi - situasi yang belum selesai pada masa lalu di masa sekarang. Pandangan dan perencanaan untuk masa depan kita perlukan agar kita dapat bertumbuh, bukan sebagai pengganti untuk masa sekarang.

Dari penjelasan diatas tampak bahwa hakekat dari pendekatan Perls ini sebenarnya adalah tanggung jawab tiap pribadi untuk mengatur keseimbangan - keseimbangan yang ada dalam dirinya, menyelesaikan situasi yang belum selesai maupun menerima impuls - impuls dan hasrat - hasratnya sendiri.

Dalam mendefinisikan orang yang sehat secara psikologis, Perls tidak memberikan sifat - sifat dari orang yang sehat tersebut tetapi Perls memberikan beberapa pandangannya sebagai berikut :

1. Orang disini dan kini, orang yang berkepribadian sehat akan menyadari bahwa satu - satunya kenyataan yang dimiliki adalah kenyataan saat ini, tidak terikat pada peristiwa masa lampau ataupun pandangan / khayalan masa depan.

2. Orang yang sehat psikologis memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri mereka siapa dan apa. Mereka menerima kelemahan dan kekuatan serta potensinya sebagai manusia.

3. Orang yang sehat dapat mengungkapkan impuls - impuls dan hasrat - hasrat mereka dengan terbuka dan sepenuhnya tanpa hambatan atau rasa bersalah. Mereka juga harus dapat mengungkapkan kebencian - kebencian mereka dengan terbuka.

4. Orang yang berkepribadian sehat mampu memikul tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Mereka tidak saling lempar tanggung jawab kepada orang lain atau sember luar lainnya.

5. Orang yang sehat psikologis berhubungan dengan diri dan dunia. Mereka berhubungan dengan panca indera, perasaan dan apa yang berlangsung di sekitar mereka sesuai dengan kenyataannya.

6. Orang yang sehat secara psikologis memiliki ciri - ciri yaitu batas - batas ego yang tidak mengkerut tapi fleksibel. Keterbukaan baik bagi batas ego luar (lingkungan) maupun batas ego dalam (diri). Mereka harus menerima semua segi dari kodrat mereka agar dapat menggunakan seluruh potensi mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut.

7. Orang yang sehat psikologis tidak mengejar kebahagiaan dan menjadikannya tujuan, tetapi mereka harus dapat menjadi siapa dan apa pada saat sekarang.

Pertanyaan :
1. Apakah kriteria manusia yang berkepribadian sehat dapat diterapkan di Indonesia yang memiliki budaya kebersamaan yang tinggi dan norma yang cukup ketat ?

2. Pendekatan Perls yang tidak mempedulikan orang lain dan juga norma yang berlaku dalam masyarakat dapat menyakiti orang lain, tentunya dunia akan sangat kacau jika semua mengikuti pendekatan Perls tersebut. Betulkah demikian ?

Sumber Referensi:
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model - Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.